Sri Mulyani berharap THR dan gaji ke-13 dorong pertumbuhan konsumsi ke 5,1%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) telah melakukan pembayaran tunjangan hari raya (THR). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang pembayaran THR tahun 2019, pencairan THR dilakukan serentak pada hari ini, Jumat (24/5).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan alokasi anggaran THR dan Gaji ke-13 yang akan dibayarkan pada Juni nanti diharapkan dapat memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua ini.

Menurutnya, efek pembayaran THR dan Gaji ke-13 umumnya terbagi menjadi dua, yaitu first-round dan second-round effect. First-round effect atau efek pertama yaitu saat uang digunakan untuk belanja berbagai barang seperti makanan, baju, dan perjalanan.


"Saat mereka membelanjakan uang THR-nya, itu pengaruhnya langsung. Meski tentu tidak semua dibelanjakan karena pasti ada marginal propensity to consume. Tapi jelang lebaran biasanya ada ekstra belanja sehingga kita harap pengaruhnya lebih besar dibanding bulan-bulan biasa," ujar Sri Mulyani.

Selanjutnya pengaruh kedua atau second-round effect adalah dampak lanjutan alias multiplier-effect di mana belanja masyarakat tersebut berpengaruh pada bisnis para produsen dan sektor perdagangan.

Dengan efek-efek yang bergulir dari dana THR dan Gaji ke-13 tersebut, Sri Mulyani meyakini, agregat permintaan konsumsi rumah tangga masih akan terjaga di atas 5% sehingga dapat tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di akhir kuartal kedua nanti. "Kemarin kan masih di atas 5% kita berharap tetap terjaga di atas 5, bahkan mendekati 5,1%," pungkasnya.

Pada kuartal I-2019, konsumsi rumah tangga mencapai 5,01%. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 58,62% terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Selain itu, laporan Bank Indonesia mengenai kondisi inflasi yang stabil juga membuat Sri Mulyani optimistis terhadap pertumbuhan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua.

"Karena Gubernur BI kemarin bilang bahwa harga-harga stabil, bahkan beberapa harga stagnan. Ini berarti daya beli masyarakat tidak tergerus oleh inflasi sehingga itu merupakan indikator yang cukup baik," lanjutnya.

Sri Mulyani juga berharap, pertumbuhan dari sisi investasi juga bisa mulai mengimbangi sehingga makin mendukung momentum pertumbuhan ekonomi. Ia menilai, kepastian politis pasca pengumuman hasil Pemilu mestinya membuat faktor wait and see para investor berkurang.

Serta, pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja yang positif juga dianggap memberi sinyal yang cukup baik terhadap investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli