KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Januari 2018 mengalami defisit US$ 670 juta. Hal itu disebabkan oleh nilai impor yang lebih tinggi, yakni US$ 15,13 miliar dibandingkan dengan nilai ekspor yang sebesar US$ 14,46 miliar. Melihat hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah akan berupaya agar defisit neraca perdagangan yang terjadi di Januari 2018 tak berkembang menjadi risiko bagi perekonomian Indonesia. “Kami tentu saja perlu untuk menjaganya dalam artian kemampuan kita dalam ekspor dan meningkatkan capital inflow di Indonesia menjadi penting,” kata Sri Mulyani di kantor Direktorat Jenderal Bea Cukai, akhir pekan ini.
Sri Mulyani berupaya defisit neraca perdagangan tak jadi risiko ekonomi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Januari 2018 mengalami defisit US$ 670 juta. Hal itu disebabkan oleh nilai impor yang lebih tinggi, yakni US$ 15,13 miliar dibandingkan dengan nilai ekspor yang sebesar US$ 14,46 miliar. Melihat hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah akan berupaya agar defisit neraca perdagangan yang terjadi di Januari 2018 tak berkembang menjadi risiko bagi perekonomian Indonesia. “Kami tentu saja perlu untuk menjaganya dalam artian kemampuan kita dalam ekspor dan meningkatkan capital inflow di Indonesia menjadi penting,” kata Sri Mulyani di kantor Direktorat Jenderal Bea Cukai, akhir pekan ini.