Sri Mulyani Dorong KPR Hijau, Demi Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya untuk mendorong pembangunan perumahan yang hemat energi dan ramah lingkungan. Hal ini guna untuk mengurangi efek gas rumah kaca yang ditimbulkan dari perumahan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, tak bisa dipungkiri peningkatan jumlah perumahan turut berpengaruh pada kondisi lingkungan. Pasalnya  secara global bangunan perumahan turut menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 17%. Dengan 5,5% berdampak langsung dan 11% tidak langsung dari properti.

“KPR hijau adalah salah satu opsi pembiayaan inovatif yang sejalan dengan isu lingkungan dan keberlanjutan,” tutur Sri Mulyani dalam agenda Seminar on Energy Efficient Mortgage (EEM)  Development throughout ASEAN Countries  (Targeted Participants), Selasa (22/8).


Menurutnya, skema KPR hijau dilakukan untuk mendorong program pembelian dan renovasi rumah yang memenuhi standar yang sudah ditentukan. Selain itu, perumaahan ramah lingkungan juga telah didesain agar bisa menghemat energi sebanyak 20%.

Baca Juga: Ini Sektor Prioritas yang Kemungkinan Dapat Insentif Pajak di Tahun 2024

Adapun skemanya yang disediakan pemerintah untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah agar bisa memiliki rumah yakni melalui anggaran belanja adalah subsidi DP rumah, hingga menyediakan rumah susun dengan harga terjangkau.

Sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, Sri Mulyani mengimbau agar perbankan gencar melakukan KPR hijau. Sebab menurutnya skema pembelian KPR hijau masih awam di kalangan masyarakat.

Upaya ini juga sekaligus dilakukan untuk memenuhi kesenjangan antara jumlah rumah yang terbangun dan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat.  

Sri Mulyani mencatat, backlog perumahan di Indonesia tercatat masih tinggi yakni sebesar 12,7 juta. Artinya masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri. Akan tetapi, untuk pemenuhan kesenjangan tersebut, harus turut diikuti dengan pembangunan perumahan hijau.

“Konsep KPR hijau, masih perlu dipromosikan dan masih tidak familiar oleh masyarakat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari