Sri Mulyani: Inflasi Naik, Investasi dan Pemulihan Ekonomi Bisa Terganggu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga berpotensi memperlambat pertumbuhan investasi di dalam negeri. Artinya momentum pemulihan ekonomi Indonesia juga bisa terpengaruh.

“Kalau inflasi tinggi, suku bunga tinggi, pasti akan mengerem investasi dan ini berarti momentum pemulihan ekonomi bisa terpengaruh, konsumsi tergerus oleh inflasi, investasi tergerus,” kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Selasa (22/3).

Selain itu, rentetan pandemi Covid-19 hingga konflik Rusia dan Ukraina turut mempengaruhi kemampuan ekonomi global untuk tumbuh lebih baik. Pada tahun ini, ketika pandemi Covid-19 cukup terkendali, malah muncul tantangan baru dari konflik di Eropa Timur tersebut.


Alhasil, sejumlah harga komoditas energi dan komoditas lainnya melonjak tajam dan me-disrupsi suplai secara global. Alhasil, inflasi secara global terus meningkat.

Baca Juga: Dicap Sering Berutang, Ini Jawaban Tegas Menkeu Sri Mulyani

“Konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan spillover ke seluruh dunia, yaitu kenaikan harga-harga komoditas. Kenaikan harga komoditas sebetulnya sudah mulai muncul karena pemulihan ekonomi mengalami disrupsi dari sisi suplai-nya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani bilang, tingginya inflasi membuat berbagai negara memberlakukan kebijakan untuk menjaga perekonomian. Namun, yang menjadi perhatian global adalah langkah The Fed yang akan menaikkan suku bunga, dengan tujuan untuk menjaga laju inflasi.

Dia menjelaskan bahwa dalam kondisi saat ini, keuntungan dari aktivitas investasi akan terpotong oleh tingkat inflasi yang tinggi. Hal tersebut dapat membuat investor menahan terlebih dahulu investasinya.

Selain itu, suku bunga yang tinggi pun dapat berpotensi menahan penyaluran kredit kepada para pelaku usaha. Tentunya, kondisi ini perlu mendapatkan perhatian agar pemulihan ekonomi dapat terus berjalan tanpa hambatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari