Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Simak Proyeksi Rupiah di Perdagangan Senin (21/10)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diproyeksi menguat pada perdagangan hari Senin (21/10). Kurs rupiah didukung oleh optimisme pemerintahan baru, namun konflik timur tengah hingga arah suku bunga menjadi tantangan.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana memprediksi, rupiah melanjutkan apresiasi terhadap dolar AS pada perdagangan Senin. Seperti diketahui, rupiah ditutup menguat sekitar 0,17% ke level 15.481 per dolar AS pada Jumat (18/10).

Fikri menyebutkan, kurs rupiah di awal pekan berpotensi didukung penunjukan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Prabowo-Gibran yang bakal diumumkan minggu malam (20/10). Pengangkatan kembali Sri Mulyani akan memberikan stabilitas fiskal dan koordinasi kebijakan, mengingat pengalamannya sebagai bendahara negara.


Baca Juga: BI Pertahankan BI Rate di Level 6%, Begini Proyeksi Rupiah hingga Akhir Tahun 2024

Di sisi lain, dolar AS sendiri tengah koreksi akibat buruknya data penjualan perumahan yakni building permits dan housing starts yang dirilis akhir pekan, Jumat (18/10). Data perumahan tersebut mungkin berpengaruh bagi ekspektasi investor terhadap dolar AS.

"Harapan saya, rupiah akan lanjutkan apresiasi di perdagangan besok (Senin/21/10)," kata Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (20/10).

Namun demikian, Fikri mengingatkan, pelaku pasar tetap mewaspadai volatilitas yang bisa ditimbulkan dari konflik Timur Tengah. Sebab, dolar AS berpotensi kembali menguat, apabila ada serangan serius seperti yang menimpa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.

Baca Juga: Tertekan Sepanjang Oktober, Masih Ada Optimisme Terhadap Penguatan Rupiah

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mencermati, tidak ada data penting yang dapat menjadi perhatian di perdagangan pekan depan. Dengan demikian, perkembangan konflik timur tengah masih menjadi perhatian utama pasar.

"Sentimen pasar akan berfokus pada perkembangan Timur Tengah. Rupiah kemungkinan bisa melemah," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Minggu (20/10).

Editor: Noverius Laoli