Sri Mulyani Kembali Tekankan, Posisi Utang Indonesia Masih Aman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, utang Indonesia sampai Desember 2022 mencapai Rp 7.733,99 triliun. Adapun rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 39,57%.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa posisi utang Indonesia tersebut masih aman dan dalam kondisi yang sehat. Hal ini lantaran pemerintah mengelola utang secara hati-hati agar posisi utang masih dalam batas yang aman.

Oleh karena itu, dirinya meminta masyarakat untuk tidak menganggap bahwa kondisi utang bisa dikatakan sehat apabila tidak mempunyai utang. Pasalnya, tidak hanya Indonesia, semua negara juga memiliki utang.


Baca Juga: Sri Mulyani: Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga Pembeli Terbanyak Surat Utang Negara

"(Rasio utang) 39% itu sehat. Dianggapnya sehat itu enggak ada utang. Enggak ada, semua negara punya utang," ujar Sri Mulyani dalam acara Kuliah Umum Media Indonesia, Jumat (3/2).

Sri Mulyani mengakui, memang utang pemerintah mengalami peningkatan ketika terjadinya pandemi Covid-19 dan juga adanya pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun, ketika pemulihan ekonomi berjalan serta adanya berkah boom komoditas, maka pemerintah akan melalukan berbagai langkah optimalisasi agar defisit dan utang bisa diturunkan.

"Kalau kita di penerimaan negara harus makanya kita reform perpajakan, apakah itu dari PPh untuk orang pribadi, PPh korporasi, PPh untuk PPN pajak ekspor bea masuk bea keluar, kemudian royalti," katanya.

Baca Juga: Pemerintah Akan Melelang 6 Seri Sukuk Negara Pada 7 Februari 2023

Untuk diketahui, utang Indonesia didominasi Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 6.846,89 triliun, yang mana mencapai 88,53% dari seluruh komposisi utang pada akhir Desember 2022. Ini terdiri dari SBN Domestik sebesar Rp 5.452,36 triliun dan dalam bentuk valuta asing sebesar Rp 1.394,53 triliun.

Kemudian, utang dalam bentuk pinjaman mencapai Rp 887,10 triliun atau 11,47% dari seluruh komponen utang. Terdiri dari pinjaman luar negeri sebesar Rp 867,43 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 19,67 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .