Sri Mulyani: Kenaikan ICP masih aman bagi APBN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat realisasi asumsi dasar ekonomi makro per 31 Januari 2018. Di antara tujuh komponennya, yang bergerak paling jauh dari APBN 2018 adalah harga minyak mentah atau ICP (Indonesian Crude Price).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, realisasi ICP per 31 Januari 2018 sebesar US$ 65,6 per barel. Sementara, dalam APBN 2018, pemerintah mematok ICP sebesar US$ 48 per barel.

Adapun realisasi nilai tukar rupiah per 31 Januari 2018 sebesar 13.380 per dollar AS masih lebih kecil dari targetnya 13.400 per dollar AS.


“Kenaikan ICP dan nilai tukar rupiah sejauh ini masih positif bagi APBN,” kata Sri Mulyani di kantornya, Selasa (20/2).

Sementara untuk komponen lainnya, Kemkeu mencatat realisasi inflasi sebesar 3,25% atau lebih kecil dari targetnya yang sebesar 3,5%. Adapun realisasi tingkat bunga SPN 3 bulan sebesar 3,95% dibandingkan targetnya yang sebesar 5,2%

Kepala BKF Suahasil Nazara mengatakan, pihaknya akan selalu perhatikan dampak dari tren kenaikan ICP kepada APBN karena ada peningkatan penerimaan negara dari pajak maupun PNBP, tapi ada potensi peningkatan dari subsidi yang ada dalam APBN.

“Subsidi ini menunggu dari hasil audit, besarnya ini kan sudah ada angkanya, sebagian bayar 2018 dan akan dihitung dan akan dibayarkan,” ucapnya.

Adapin ia memperhatikan efeknya kepada perekonomian, misalnya harga BBM yang tidak diatur pemerintah bisa bergerak naik dan sebabkan inflasi dan mengganggu daya beli

“Kami perhatkan terus ini, pemerintah, BI dan TPIP akan perhatikan terus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto