Sri Mulyani: Kondisi Ketahanan Pangan dan Energi Perlu Dijaga di tengah Krisis Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA Menteri Keuangan Srimulyani Indrawati mengatakan bahwa kondisi ketahanan pangan dan energi Indonesia perlu menjadi perhatian di tengah krisis global.

Kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia mengharuskan Indonesia memfokuskan pada pertahanan dan keamanan dari sisi pangan dan energi. Oleh karena itu, fokus untuk belanja untuk mendukung ketahanan pangan akan dilakukan dan diteruskan pada tahun 2023.

“Baik itu untuk infrastruktur maupun untuk program sendiri, yaitu program di bidang pertanian seperti untuk padi, jagung, bahkan kedelai dan tentu CPO,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (31/5).


Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Proyeksi Inflasi 2023 di Level 2%-4% Masih Cukup Realistis

Sri Mulyani mengatakan, perang Rusia-Ukraina yang telah menimbulkan krisis pangan dan energi di berbagai belahan dunia juha harus segera diantisipasi. Sehingga Indonesia harus mampu untuk mengurangi resiko disruption supply terutama di bidang pangan dan energi dengan menggunakan strategi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun non APBN.

Disruption supply harus terus kita antisipasi karena ini bukan krisis jangka pendek, ini merupakan krisis yang cukup struktural di level global,” jelasnya.

Sri Mulyani juga menjelaskan mengenai strategi yang dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan dan energi, yakni dengan cara stabilisasi harga dan melindungi daya beli, menjaga mekanisme pasar agar dapat berjalan optimal, serta mendorong produktivitas komoditas pangan dan energi.

Selain itu juga dengan cara mendorong diversifikasi konsumsi khususnya pada komoditas energi, seperti optimalisasi penggunaan batubara, pengurangan impor migas, dan mengembangkan sumber energi bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .