Sri Mulyani Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menkeu Thailand, Ini yang Dibahas



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith. 

Kedua menteri keuangan tersebut saling berbagi informasi mengenai kinerja ekonomi dan kebijakan domestik di kedua negara. 

Sri Mulyani bercerita bahwa saat ini Indonesia tengah berupaya menjaga defisit APBN tetap di bawah 3% produk domestik bruto (PDB).


Dengan demikian, Indonesia tengah melakukan reformasi fiskal dan upaya ekstra untuk mendukung pemulihan dunia usaha dan sektor prioritas. 

Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan Indonesia terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menarik investasi asing langsung, khususnya di sektor manufaktur seperti industri kendaraan listrik dan komponennya, serta hilirisasi mineral. 

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Pajak Royalti 6%, Pengamat: WP Tidak Terbebani Restitusi

Sedangkan Arkhom menggambarkan sektor utama pertumbuhan ekonomi Thailand sudah pulih, seperti pariwisata.

Namun, pemulihannya masih belum diimbangi dengan pemulihan kondisi ketenagakerjaan di negara gajah putih. 

Kondisi ekspor non migas Thailand juga terus menunjukkan penguatan, terutama untuk ekspor pangan dan kendaraan bermotor. 

Dengan kondisi demikian, Thailand mengambil langkah penyehatan fiskal. Terlebih, ada kenaikan bealnja negara untuk penanganan pandemi dan memberi perlindungan sosial bagi masyarakat yang mengerek utang luar negeri. 

Ini dilakukan dengan reformasi perpajakan untuk meningkatkan pendapatan negara, serta mengembalikan defisit di bawah 3% PDB. 

Selain bercerita mengenai kondisi negara masing-masing, kedua menteri keuangan turut membahas mengenai kerja sama bilateral antara kedua negara. 

Baca Juga: Kapan THR Pensiunan 2023 Cair? Ini Jadwal dan Besaran Pencairannya

Antara lain, soal pembagian pengetahuan sekaligus kerja sama di bidang logistik dan bea cukai. 

Kedua menteri keuangan sepakat, saat ini negara anggota ASEAN perlu menyikapi dengan bijak adanya permasalahan perbankan di Amerika Serikat (AS) saat tekanan inflasi global belum mereda. 

Sebagai tambahan informasi, pertemuan ini dilakukan di tengah pertemuan pertama para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN di Bali. 

Rangkaian ini dimulai pada tanggal 28 Maret 2023 hingga 31 Maret 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli