Sri Mulyani: Manfaatkan momentum pelemahan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar momentum pelemahan rupiah ini bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk mendorong laju ekspor. Sebab, dengan melemahnya rupiah, nilai yang diterima eksportir bisa lebih tinggi. 

Terlebih saat ini perekonomian global tengah meningkat sehingga permintaan dari negara-maju juga semakin tinggi. Pada tahun ini hingga 2019, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 3,9% atau naik tipis dari proyeksi sebelumnya hanya 3,8%.

"Ekspor kita harus bisa dipacu lebih bagus, karena memang kesempatannya adalah hari ini. Mumpung global growth masih positif dan oleh karena itu permintaan dari negara-negara yang memiliki pertumbuhan relatif tinggi,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kamis (26/4).


Ia memberi contoh, India. Negara ini melakukan depresiasi lebih dalam di mata uangnya karena mereka ingin memacu ekspornya. Dengan demikian, dalam hal ini masyarakat diharapkan tenang, "Karena memang terjadi pergerakan namun kita juga perlu mengambil manfaat," ucapnya.

Dari sisi ekspor, Sri Mulyani mengatakan, sektor manufaktur harus dipacu. Sebab, apabila berasal dari komoditas mentah barangkali memiliki elastisitas yang tidak terlalu tinggi.

Ia pun mengatakan, pemerintah akan terus memperhatikan pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS maupun mata uang lainnya. Menurut dia, pelemahan rupiah terhadap dollar AS kali ini merupakan faktor eksternal dari kebijakan ekonomi AS, mulai dari imbal hasil surat utang yang mencapai level 3% hingga pernyataan Gubernur The Fed yang mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan lebih dari tiga kali. 

Menurut Sri Mulyani, pelemahan kurs rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya yang rata-rata melemah 2% sejak awal April 2018 month to date (mtd). Sebab, rupiah hanya melemah 0,19% (mtd).

"Kita masih pada kisaran hampir sama atau lebih baik sedikit. Tentu kami harus melihat ke depan, masyarakat pasti dalam hal ini perlu untuk terus diberikan informasi sehingga mereka menjadi lebih tenang bahwa pergerakan ini adalah pergerakan yg berasal dari AS dan pengaruhnya pada seluruh mata uang di dunia," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati