Sri Mulyani mengajak para pengusaha jaga pertumbuhan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mengumpulkan puluhan asosiasi pengusaha, Selasa (19/2), untuk membahas arah perekonomian dan kebijakan fiskal di tahun 2019. Dalam kesempatan tersebut Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengajak pelaku usaha bersama-sama menjaga pertumbuhan ekonomi tahun ini.

"Tahun lalu itu bukan tahun yang mudah, banyak kejadian yang kita akui tidak mudah mengelolanya. Kalau APBN 2018 bisa ditutup dengan baik itu adalah kombinasi prestasi dan blessing. Oleh karena itu kami sampaikan rasa terima kasih," ujar Sri Mulyani di hadapan ratusan pengusaha yang memenuhi Auditorium Cakti Bakti Budaya, Selasa (19/2).

Kepada pengusaha, Sri Mulyani kembali menjelaskan pencapaian penerimaan dalam APBN 2018 yang berhasil melampaui target. Selain faktor kenaikan harga minyak dan fluktuasi kurs rupiah, tingginya penerimaan juga tak terlepas dari kepatuhan para pengusaha dalam membayar pajak maupun bea cukai.


Sri Mulyani juga mengapresiasi para pengusaha yang mampu menghadapi berbagai gejolak perekonomian sepanjang tahun lalu, serta di tengah kebijakan kenaikan suku bunga acuan dan sentimen negatif lainnya yang memengaruhi pasar.

"Geopolitik dan geoekonomi bergerak dengan cepat memengaruhi psikologis, sentimen, dan keputusan-keputusan riiil soal ekspansi, investasi, dan konsumsi. Banyak keputusan di level individu korporat dan negara yang terpengaruh," ungkapnya.

Adapun, selain berterima kasih, Sri Mulyani bersama dengan Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi, dan

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara juga menyampaikan laporan realisasi kebijakan fiskal serta arah kebijakan selanjutnya di tahun 2019.

Forum pertemuan tersebut juga dimanfaatkan sebagai ajang dengar pendapat dari para pengusaha dalam rangka membantu pemerintah menyusun kebijakan fiskal untuk APBN 2020 yang mulai disusun.

"Saya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian untuk mendesain perekonomian 2020 agar ini menjadi tradisi. Supaya saat RUU APBN 2020 disampaikan Agustus nanti, pengusaha juga punya rasa kepemilikan terhadap APBN yang merupakan instrumen kita bersama," kata dia.

Sri Mulyani mengimbau, risiko dan ketidakpastian global masih akan menyelimuti perekonomian di tahun ini. Bahkan, IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 3,5% dan pertumbuhan perdagangan internasional hanya sekitar 4% tahun ini.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menegaskan kepada pengusaha bahwa ada beberapa hal yang dapat dan tidak dapat dikontrol, baik oleh pemerintah maupun juga oleh pengusaha dalam menghadapi perekonomian.

Melalui dialog tersebut, ia berharap agar bersama pengusaha, pemerintah dapat memaksimalkan faktor-faktor yang dapat dikontrol bersama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sementara, hal yang tidak bisa kita kontrol itulah yang kita analisis bersama dan siapkan strateginya.

Sri Mulyani juga bilang, keberadaan Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai di tengah ekosistem usaha bukan hanya urusan menarik uang dari pajak dan cukai. Kedua institusi tersebut juga terbuka dalam memberi pelayanan terhadap para pengusaha dan mempermudah proses, bahkan menyediakan berbagai insentif untuk mendorong industri.

"Saya sangat mau mendesain insentif yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Tapi dari insentif itu, in return, saya ingin adanya lapangan kerja tercipta, ekonomi tumbuh, investasi bertambah, dan ekspor meningkat. Yuk, kita sama-sama," ujar Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli