KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Keputuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk ketiga kali berturut-turut pada Rabu (21/9) perlu diwaspadai. Apalagi The Fed juga memberi sinyal akan mengerek suku bunga setidaknya satu kenaikan lagi pada tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa seluruh negara berkembang mewaspadai kebijakan yang diambil The Fed.
Kenaikan suku bunga acuan biasanya akan menyebabkan
capital outflow pada negara-negara berkembang. "Sebetulnya dinamika dari
capital outflow dengan pengumuman dari mulai normalisasi, atau yang disebut kenaikan suku bunga yang kemudian menimbulkan dampak. Itu sudah mulai terjadi selama ini. Tahun 2022 ini sebetulnya
capital outflow dari
emerging country sudah sangat terjadi dan bahkan cukup dramatis," ujar Sri Mulyani kepada awak media di Gedung Parlemen, Kamis (22/9).
Baca Juga: Gubernur BI Sebut Perlambatan Ekonomi Global Sudah di Depan Mata Oleh karena itu, banyak negara akan sulit mengelola utangnya. Bahkan International Monetary Fund (IMF) memperkirakan 60 negara akan menghadapi kesulitan di dalam pembiayaan utang. Dengan kebijakan yang diambil oleh The Fed, Sri Mulyani menyarankan negara-negara berkembang memperkuat resiliensi untuk menghadapi risiko
capital outflow. "Walaupun sudah disampaikan berkali-kali, proyeksi terhadap The Fed yang akan diperkirakan suku bunganya bisa mencapai di atas 4% tahun depan sudah dimasukkan di dalam perkiraan dinamika dari
capital outflow," katanya.
Baca Juga: Bunga BI Naik, Bunga Simpanan dan Bunga Kredit Justru Turun Namun, Sri Mulyani optimistis, perekonomian Indonesia masih cukup baik dengan dibuktikan neraca perdagangan yang masih surplus dan juga cadangan devisa yang relatif stabil. Meski begitu, dia masih akan mewaspadai kemungkinan risiko
capital outflow tersebut. "Kita tetap harus waspada terhadap kemungkinan gejolak dari
capital outflow itu karena kenaikan suku bunga yang sangat
hawkis," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli