Sri Mulyani optimistis investasi akan meningkat di semester II tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap pertumbuhan investasi akan lebih bergairah pada paruh kedua tahun 2019. Dengan begitu, target pertumbuhan ekonomi Indonesia uang dipatok sebesar 5,3% di akhir tahun dapat tercapai di tengah situasi perlambatan ekonomi global.

Kuartal I-2019, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi mencapai Rp 195,1 triliun atau hanya tumbuh 5,3% secara tahunan (yoy). Penanaman modal asing (PMA) justru turun 0,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, Sri Mulyani meyakini, iklim investasi pada semester kedua nanti akan membaik. Hal ini seiring dengan kepastian politik pasca pemilu yang membuat investor lebih percaya diri untuk menanamkan modalnya.


Selain itu, Indonesia juga baru-baru ini mendapat peringkat yang cukup positif dari sejumlah lembaga internasional. Japan Credit Rating Agency, misalnya, mengubah outlook sovereign credit rating Indonesia dari Stabil menjadi Positif pada akhir April lalu. Ini juga sekaligus mengafirmasi rating Indonesia yaitu BBB (Investment Grade).

Standard and Poor’s (S&P) Global Ratings juga baru-baru ini menaikkan peringkat kredit jangka panjang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Tak hanya itu, S&P juga mengerek peringkat kredit jangka pendek Indonesia dari A-3 menjadi A-2. Prospek yang disematkan  adalah Stabil.

“Ini komitmen dari Presiden Jokowi untuk meneruskan reformasi meng-address isu-isu yang selama ini menjadi concern dari investor. Concern infrastruktur sudah mulai terjawab, concern mengenai produktivitas, kita harapkan sumber daya manusia yang makin banyak alokasi untuk training. Concern mengenai regulasi tenaga kerja juga menjadi salah satu yang di m-address, dan juga concern mengenai iklim investasi secara keseluruhan,” tutur Sri Mulyani, Rabu (5/6).

Menkeu mengakui, momentum pertumbuhan investasi di semester pertama, khususnya kuartal I-2019 memang lemah. Kendati begitu, ia mengatakan pemerintah berkomitmen terus memperkuat faktor-faktor yang mendorong kinerja investasi agar tumbuh lebih baik di sisa tahun ini.

Ia pun menyatakan, pemerintah akan terus berupaya mencapai target pertumbuhan ekonomi sesuai dengan Undang-Undang APBN 2019 yaitu 5,3%. Meski ia tak memungkiri, tantangan dari sisi kinerja ekspor dan neraca transaksi berjalan masih besar.

Oleh karena itu, ia mengatakan, Indonesia mesti memanfaatkan momentum perang dagang untuk mengejar kinerja investasi sebagai sumber pertumbuhan. Yaitu, dengan menangkap peluang investasi dari negara-negara yang menjadi subjek tarif perang dagang Amerika Serikat maupun China.

“Ini kita bisa lihat sebagai oppurtunity baru, bagaimana kemampuan kita untuk ciptakan kondisi investasi sehingga bisa timbulkan confindence. Jika Indonesia bisa tingkatkan daya tarik investasi, akan benar-benar bisa ambil kesempatan yang sangat langka ini,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli