Sri Mulyani: Pemerintah optimalkan pinjaman tunai sebagai alternatif SBN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan untuk membiayai defisit APBN 2019, dalam kerangka fleksibilitas pembiayaan dan antisipasi risiko ketersediaan instrumen utang, pemerintah akan mengoptimalkan pinjaman tunai.

“Hal ini sebagai alternatif penerbitan SBN,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Kamis (31/5).

Sementara itu, terhadap stok utang (legacy debt) yang merupakan akumulasi utang dari tahun-tahun sebelumnya, pemerintah akan melanjutkan upaya pengelolaan portofolio utang melalui debt switch dan buyback serta memulai pemanfaatan instrumen lindung nilai (hedging).


Di tempat yang sama, Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan mengatakan, pemerintah memang sedang mencari pinjaman uang tunai dari bank komersial dari Eropa, Asia, Amerika, juga negara-negara Asia seperti Jepang dan selain China. “Kami masih mendekati, tetapi belum memberikan pricing,” ujar dia.

Ia menyampaikan, pemerintah akan melaksanakan rencananya mengenai pinjaman tunai pada tahun ini. “Kami akan melaksanakannya, jika semuanya baik-baik saja, mungkin tahun ini,” kata Scenaider.

Sementara soal target, Scenaider bilang, kemungkinan akan lebih dari US$ 500 juta. Sebab, banyak yang ingin memberikan pinjaman kepada Indonesia dalam jumlah yang besar.

“Tapi mungkin, ya, itu akan lebih dari US$ 500 juta,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi