KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak harga minyak global belakangan ini turut membuat harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) di luar asumsi pemerintah. Terlebih pasokan minyak mentah global yang membludak berlangsung saat permintaan melemah di tengan pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai harga minyak memang sulit untuk diprediksi. Namun, masih ada secerca harapan ada rebound harga minyak kembali pulih. Menkeu memprediksi harga rata-rata ICP di tahun ini diperkirakan bergerak di kisaran US$ 30-US$ 40 per barel. Jauh lebih rendah dari prediksi sebelumnya di level US$ 63 per barel. “Produksi minyak sudah tidak ada yang menampung, harga minyak paling sulit diprediksi dengan semua situasi. Ke depan masih ada upaya mengurangi supplay, ketika demand ekonomi dunia pulih,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Kamis (30/4).
Sri Mulyani prediksi ICP tahun ini sekitar US$ 30-US$ 40 per barel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak harga minyak global belakangan ini turut membuat harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) di luar asumsi pemerintah. Terlebih pasokan minyak mentah global yang membludak berlangsung saat permintaan melemah di tengan pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai harga minyak memang sulit untuk diprediksi. Namun, masih ada secerca harapan ada rebound harga minyak kembali pulih. Menkeu memprediksi harga rata-rata ICP di tahun ini diperkirakan bergerak di kisaran US$ 30-US$ 40 per barel. Jauh lebih rendah dari prediksi sebelumnya di level US$ 63 per barel. “Produksi minyak sudah tidak ada yang menampung, harga minyak paling sulit diprediksi dengan semua situasi. Ke depan masih ada upaya mengurangi supplay, ketika demand ekonomi dunia pulih,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Kamis (30/4).