Sri Mulyani sebut akan terjadi ketimpangan pemulihan ekonomi global tahun ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan terjadi ketimpangan pemulihan ekonomi global di berbagai negara. Hal ini karena tren pandemi virus corona yang terus bergulir. 

Sri Mulyani menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dalam forum G20 pada 9-11 Juli 2021 lalu. Mereka berpendapat bahwa perekonomian global akan mengalami perbaikan dan pemburukan. Alias pemulihan ekonomi negara-negara di dunia tak akan sama rata. 

“Jadi ada yang baik dan buruk, ada divergent. Ada sektor yang mengalami pembaikan yang luar biasa ada sektor yang mengalami side back sangat dalam. Sehingga ini akan menjadi policy yang sangat pelik bagi policy maker,” kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers, Rabu (21/7).


Setali tiga uang, hal tersebut akan menimbulkan komplikasi dalam koordinasi kebijakan antara negara, sehingga, nantinya juga akan memengaruhi kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengakselerasi perekonomian tahun ini. 

Baca Juga: Bisnis wealth management moncer, UBS kantongi laba US$ 2,01 miliar di kuartal II-2021

“Ada negara yang tumbuhnya tinggi, dan kemudian terjadi inflasi. Ada negara yang belum pulih dan oleh karena itu porsinya akan ekspansif. Ini yang akan menimbulkan dinamika yang kompleks ke depan,” ujar Menkeu.

Sri Mulyani menegaskan, kondisi perekonomian global tentunya akan tergantung dari kecepatan vaksinasi di berbagai negara yang berbeda-beda. Selain itu, daya tahan aspek kesehatan juga penting, misalnya ketersediaan rumah sakit, tempat tidur, alat kesehatan, hingga obat-obatan dan vitamin. 

Sri Mulyani bilang, penanganan kesehatan, ke depan masih akan memengaruhi geliat aktivitas ekonomi. Misalnya Inggris yang sudah menjalankan program vaksinasi hampir 100%, maka herd immunity-nya lebih baik daripada negara-negara yang masih rendah. 

Hal itu membuat roda perekonomian di Inggris sudah mulai berangsur membaik. Meskipun, ada varian baru, tapi ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di sana dinilai sudah bisa mengakomodir kebutuhan penanganan kasus virus corona. 

Baca Juga: Ekspor Jepang melonjak akibat permintaan China dan AS yang solid

Dari sisi respons perekonomian, Menkeu mengatakan G20 sepakat untuk mengimbau kepada seluruh negara supaya tidak terlalu dini mengeluarkan kebijakan.

“Karena ini yang nanti menyebabkan ekonominya pulih awal, namun malah justru ada risiko atau pembalikan, sehingga saat ini pembahasan adalah menangani pandemi apakah semua pemulihan itu terjadi cukup solid, kapan policy itu akan dilakukan,” ujar Sri Mulyani.

Selanjutnya: BI diperkirakan akan menahan suku bunga acuan pada RDG Juli, ini faktor pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli