Sri Mulyani sebut dampak varian delta jadi tantangan bagi sektor usaha ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, prospek pemulihan ekonomi nasional ke depan sangat terkait erat dengan proses penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19. 

Menurutnya, memasuki periode kuartal III 2021, perekonomian nasional dihadapkan pada tantangan meningkatnya penyebaran varian Delta Covid-19. Peningkatan kasus positif dan kematian Covid-19 yang disebabkan varian Delta telah mendorong diberlakukannya pembatasan mobilitas.

Dus, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diprakirakan mengurangi aktivitas ekonomi, khususnya konsumsi, investasi, dan ekspor. 


“Secara sektoral, PPKM Darurat juga akan berdampak pada sektor-sektor yang bergantung pada mobilitas masyarakat, seperti perdagangan, transportasi, serta hotel dan restoran,” kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (6/8). 

Baca Juga: Bantuan kuota internet dan uang kuliah kembali dicairkan mulai September 2021

Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan, penyebaran varian Delta Covid-19 tersebut dapat menjadi downside risk bagi outlook pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua tahun 2021. 

Proyeksi  Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 berada di kisaran 4% sampai 5,7% year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 yang sebesar 7,07% yoy. 

Untuk menahan pemburukan ekonomi akibat varian Delta, Menkeu mengatakan pemerintah melalui instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi. 

Untuk pengendalian penyebaran varian Delta Covid-19 serta upaya mitigasi dampak sosial ekonomi dari PPKM Darurat, pemerintah meningkatkan alokasi anggaran baik untuk penanganan kesehatan, perlindungan sosial, maupun dukungan pemulihan sektor usaha.

Baca Juga: Pengamat: Salah momentum, ketum parpol mejeng di billboard bisa jadi blunder

Editor: Noverius Laoli