KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang juga rentan terhadap dampak perubahan iklim. Ancaman berasal dari emisi gas rumah kaca dan kenaikan suhu, yang kemudian berujung pada naiknya permukaan air laut. “Menurut sebuah penelitian, Indonesia akan terkena dampak sebesar 0,66% hingga 3,45% dari PDB (produk domestik bruto) kita pada tahun 2030 karena perubahan iklim,” kata Sri Mulyani dalam agenda virtual, Selasa (30/08). Untuk menghadapi kondisi tersebut, Indonesia dengan negara-negara di seluruh dunia bersama-sama merancang kebijakan pembangunan yang tepat untuk mengatasi perubahan iklim.
Salah satu urgensi yang sangat penting adalah mempercepat dan merancang transisi menuju sumber energi yang bersih, bersih, dan juga lebih hijau. Baca Juga: Tantangan dan Peluang Penelitian Mahasiswa Era Krisis Pangan “Ini juga sangat penting karena energi merupakan sumber emisi karbon yang paling penting, sekaligus yang paling mahal dalam mengatasi masalah ini,” ujar Sri Mulyani. Adapun Sri Mulyani mengungkapkan anggaran pemerintah hanya dapat menutupi 34% dari total kebutuhan pendanaan iklim sebesar Rp 3.461 triliun atau sekitar Rp 266 triliun per tahun. Selama lima tahun terakhir, rata-rata belanja iklim sebesar Rp 89,6 triliun atau 3,9% dari alokasi APBN per tahun.