KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan di tengah pemulihan ekonomi global, ada beberapa risiko yang menjadi sentimen negatif ekonomi dalam negeri, salah satunya risiko utang global. Tak terkecuali, utang pemerintah yang makin menumpuk. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan meski ada serenteng sentimen negatif ekonomi global, pemulihan ekonomi juga terindikasi. Salah satunya tercermin dari penguatan kinerja bursa saham global sejalan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi global yang cenderung membaik ditopang oleh program vaksinasi global. Dari sisi risiko peningkatan utang global, Josua mengatakan hal ini tentunya karena dipicu oleh pandemi Covid-19 secara global yang mendorong penurunan penerimaan negara.
Baca Juga: Peringati Hari Perawat Nasional, Sri Mulyani ucapkan rasa terima kasih Saat bersamaan, belanja negara cenderung meningkat sebagai upaya untuk membatasi dampak negatif yang ditimbulkan dari pandemi dengan program stimulus fiskal dalam jumlah yang besar. Meskipun terdapat risiko peningkatan utang di negara maju dan berkembang, Josua menilai kondisi fundamental ekonomi Indonesia tetap baik mempertimbangkan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2020 masih aman dengan realisasi 38,5%. Angka tersebut lebih rendah dari negara berkembang lainnya misalnya Vietnam (46,6%), Malaysia (67,6%), Thailand (50,4%, dan Filipina (48,9%). Bahkan bagi negara maju seperti AS sudah mencapai 131,2%, Jepang (266,2%), serta Jerman (73,3%) terhadap PDB negara-negara tersebut.