Sri Mulyani Sebut Tren Pemulihan Ekonomi Kian Nyata pada Kuartal II 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meyakini adanya angin segar bagi prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022. Ini terlihat dari peningkatan beberapa indikator dini. 

“Berbagai indikator dini masih menunjukkan penguatan saat memasuki awal kuartal II-2022. Indikator baik dari sisi konsumsi maupun produksi masih menunjukkan tren pemulihan yang baik,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (23/5). 

Sri Mulyani kemudian memerinci, indikator seperti mobilitas masyarakat juga nampak meningkat pada April 2022, yaitu dengan indeks per 13 Mei 2022 sebesar 18,5%. Ini lebih tinggi dari posisi akhir Maret 2022 yang sebesar 7,1%. 


Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, Sri Mulyani memandang ada potensi aktivitas konsumsi yang makin meningkat signifikan. Apalagi, konsumsi merupakan motor penggerak ekonomi, jadi ini merupakan kabar baik bagi pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Penempatan Dana Bank pada Obligasi Korporasi Masih Naik

“Peningkatan mobilitas ini juga menunjukkan ada ketahanan dari Covid-19, padahal pandemi Covid-19 juga sebenarnya masih berjalan,” tambahnya. 

Selain itu, Indeks Penjualan Riil (IPR) juga meningkat, sejalan dengan optimisme dan mobilitas masyarakat. Petumbuhan secara bulanan pada April 2022 tercatat 6,8% month on month (mom) atau lebih tinggi dari 2,6% pada Maret 2022. 

Sri Mulyani berharap, dengan adanya momen Ramadan dan Idul Fitri bisa makin meningkatkan penjualan ritel pada Mei 2022. Ini pun juga membawa keyakinan konsumen untuk meningkat lebih tinggi. 

Ini juga terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat 113,1, atau masih bertahan di level optimistis (indeks di atas 100). Meski, ada tekanan harga di beberapa komoditas yang menyundut inflasi dan bisa menahan laju konsumsi dan keyakinan masyarakat. 

Selain itu, indikator lain yang nampak meningkat adalah indikator produksi. Salah satunya, kinerja industri manufaktur yang ada di zona ekspansif pada April 2022. PMI Manufaktur tercatat 51,9 dan didukung oleh keberlanjutan pemulihan ekonomi yang semakin kuat. 

Baca Juga: Menko Airlangga Bertemu Menteri Ekonomi Arab Saudi Bahas Kerja Sama Investasi

Kemudian, pertumbuhan konsumsi listrik industri dan bisnis masih tinggi, sehingga menunjukkan kuatnya aktivitas dunia usaha. Pun impor bahan baku dan barang modal tumbuh positif, sejalan pulihnya aktivitas ekonomi di dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli