Sri Mulyani Tahan Air Mata Saat Bercerita Tentang Kasus yang Menyeret Ditjen Pajak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani terlihat menahan tangisnya ketika mengungkapkan situasi yang belakangan ini terjadi terkait dengan kasus yang menyeret Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Sri Mulyani mengakui banyak hal yang harus dikerjakan saat ini dan bisa memahami situasi yang sedang terjadi.

"Di satu sisi masyarakat sangat kecewa dan pasti marah karena itu adalah suatu ekspresi sekaligus harapan dari masyarakat terhadap suatu insitusi yang selama ini sudah kami coba untuk terus diperbaiki. Memang juga terdapat prestasi dan capaian," ucap dia sambil menahan kesedihannya saat menghadiri acara Rosi di KompasTV, Kamis (2/3).


Baca Juga: Menolak Bayar Pajak Bisa Kena Sanksi Administrasi Hingga Pidana

Sri Mulyani bahkan menyebut situasi yang saat ini terjadi memang tidak mudah. Dia menceritakan sebenarnya pihaknya telah berusaha bekerja keras untuk melakukan reformasi.

Dia menyampaikan selama pandemi Covid-19 banyak jajaran Kementerian Keuangan yang harus tetap bekerja. Saat itu, dia memahami bahwa keuangan negara tidak bisa absen, bahkan justru makin penting.

"Ada lebih dari 130 orang meninggal selama pandemi, baik teman-teman di pajak dan bea cukai yang harus tetap melakukan tugasnya. Kami mendesain suatu policy. Jadi, hal itu merupakan suatu proses yang luar biasa intens," ujarnya.

Sri Mulyani menyebut secara keseluruhan kerja keras yang telah dilakuakan telah membuahkan hasil yang cukup baik. Hal itu bisa dilihat dari ekonomi Indonesia yang bagus dan mulai pulih dibandingkan negara lain.

Alhasil, kata dia, setiap lini Kemenkeu dalam berbagai forum mendapatkan pengakuan adanya suatu reformasi.

Sri Mulyani menyatakan kejadian yang menyita perhatian publik belakangan ini sebetulnya menjadi pengingat bagi dirinya agar selalu memiliki humility atau kerendahan hati sebagai manuasia atau pejabat.

Baca Juga: Jokowi: Aparat Pemerintah Jangan Pamer Kekuasaan dan Hedonis

"Kita tak tahu apa yang terjadi ke depan, maka yang harus dilakukan, yakni meyakinkan bahwa telah melakukan yang terbaik. Kadang-kadang yang terbaik pun tidak selalu cukup untuk bisa menahan sebuah musibah," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto