JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani masih yakin, defisit sampai akhir tahun akan bisa dijaga maksimum di level 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun, dia menyadari, masih ada risiko yang bisa mengganggu target tersebut. Salah satunya, jika selisih penerimaan pajak dengan target (shortfall) lebih besar ketimbang perkiraan. Saat ini, pemeirntah memperkirakan realisasi penerimaan negara, terutama perpajakan akan shortfall sebesar Rp 219 triliun, dari target APBN-P 2016. Dalam APBN-P 2016 lalu, pemerintah mematok target peneriomaan perpajakan, yang merupakan gabungan antara penerimaan pajak dan bea cukai sebesar Rp 1.539,2 triliun. Sehingga, kemungkinan realisasinya hanya sebesar Rp 1.320,2 triliun.
Sri Mulyani tak khawatir shortfall melebar
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani masih yakin, defisit sampai akhir tahun akan bisa dijaga maksimum di level 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun, dia menyadari, masih ada risiko yang bisa mengganggu target tersebut. Salah satunya, jika selisih penerimaan pajak dengan target (shortfall) lebih besar ketimbang perkiraan. Saat ini, pemeirntah memperkirakan realisasi penerimaan negara, terutama perpajakan akan shortfall sebesar Rp 219 triliun, dari target APBN-P 2016. Dalam APBN-P 2016 lalu, pemerintah mematok target peneriomaan perpajakan, yang merupakan gabungan antara penerimaan pajak dan bea cukai sebesar Rp 1.539,2 triliun. Sehingga, kemungkinan realisasinya hanya sebesar Rp 1.320,2 triliun.