KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, seluruh menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota G20 bertemu di Argentina. Salah satu topik yang menjadi pembicaraan dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut adalah soal ketidakpastian prospek perdagangan dunia. Sayagnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 tersebut tidak menemukan kata sepakat untuk mengurangi ketidakpastian dari sisi perdagangan. “Suasananya masih menunjukkan ketidakpastian masih tinggi karena tidak ada kesepakatan dari sisi perdagangan. Kita harus waspada karena di negara berkembang ini masih berlangsung. Sebab, di tingkat menteri tidak ada kesepakatan kurangi ketidakpastian itu,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Rabu (25/7). Ia melanjutkan, dengan demikian stabilitas merupakah satu hal yang perlu dijaga pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta kementerian/lembaga lainnya dengan koordinasi yang kuat. “Poinnya adalah bagaimana kita menjaga external balance agar tidak memunculkan ketidakpastian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ekspor harus dimulai dulu,” ujarnya.
Sri Mulyani: Tidak ada kesepakatan untuk mengurangi ketidakpastian di G20
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, seluruh menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota G20 bertemu di Argentina. Salah satu topik yang menjadi pembicaraan dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut adalah soal ketidakpastian prospek perdagangan dunia. Sayagnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 tersebut tidak menemukan kata sepakat untuk mengurangi ketidakpastian dari sisi perdagangan. “Suasananya masih menunjukkan ketidakpastian masih tinggi karena tidak ada kesepakatan dari sisi perdagangan. Kita harus waspada karena di negara berkembang ini masih berlangsung. Sebab, di tingkat menteri tidak ada kesepakatan kurangi ketidakpastian itu,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Rabu (25/7). Ia melanjutkan, dengan demikian stabilitas merupakah satu hal yang perlu dijaga pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta kementerian/lembaga lainnya dengan koordinasi yang kuat. “Poinnya adalah bagaimana kita menjaga external balance agar tidak memunculkan ketidakpastian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ekspor harus dimulai dulu,” ujarnya.