KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan selama Mei 2018 mengalami defisit US$ 1,52 miliar atau sekitar Rp 21,4 triliun, mengecil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,63 miliar. Defisit ini disebabkan laju impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor. Nilai impor tercatat US$ 17,64 miliar atau naik 9,17% (mtm) dan naik 28,12% (yoy). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit neraca perdagangan ini sudah menjadi perhatian pemerintah. Namun demikian, kenaikan impor ini dikontribusi oleh sektor produksi sehingga justru baik untuk ekonomi.
Sri Mulyani: Turunkan impor akan tekan pertumbuhan ekonomi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan selama Mei 2018 mengalami defisit US$ 1,52 miliar atau sekitar Rp 21,4 triliun, mengecil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,63 miliar. Defisit ini disebabkan laju impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor. Nilai impor tercatat US$ 17,64 miliar atau naik 9,17% (mtm) dan naik 28,12% (yoy). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit neraca perdagangan ini sudah menjadi perhatian pemerintah. Namun demikian, kenaikan impor ini dikontribusi oleh sektor produksi sehingga justru baik untuk ekonomi.