KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada akhir tahun 2021 dan tahun 2022, Indonesia mengecap manis dari tingginya harga komoditas, yaitu adanya tambahan penerimaan negara. Namun di tahun 2023, diyakini hal sama tak akan terulang lagi, seiring normalisasi harga komoditas. "Harus diperhatikan, tahun ini ada windfall profit tinggi dari segi penerimaan, tetapi tidak akan terulang pada level setinggi ini pada tahun depan karena harga-harga komoditas sudah mulai normalisasi," tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani setelah sidang kabinet, Senin (8/8). Ia mengambil contoh pada tahun 2022, harga minyak diperkirakan dilevel US$ 95 per barel hingga di atas US$ 100 per barel. Sedangkan pada tahun 2023, harga minyak diperkriakan melemah ke level US$ 90 per barel.
Sri Mulyani: Windfall Profit dari Lonjakan Harga Komoditas Tak Akan Terulang di 2023
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada akhir tahun 2021 dan tahun 2022, Indonesia mengecap manis dari tingginya harga komoditas, yaitu adanya tambahan penerimaan negara. Namun di tahun 2023, diyakini hal sama tak akan terulang lagi, seiring normalisasi harga komoditas. "Harus diperhatikan, tahun ini ada windfall profit tinggi dari segi penerimaan, tetapi tidak akan terulang pada level setinggi ini pada tahun depan karena harga-harga komoditas sudah mulai normalisasi," tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani setelah sidang kabinet, Senin (8/8). Ia mengambil contoh pada tahun 2022, harga minyak diperkirakan dilevel US$ 95 per barel hingga di atas US$ 100 per barel. Sedangkan pada tahun 2023, harga minyak diperkriakan melemah ke level US$ 90 per barel.