KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan kotor perusahaan tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (
SRIL, anggota indeks
Kompas100 ini) meningkat 16,16% secara tahunan sepanjang semester I-2019. Per semester I-2018, SRIL mencetak penjualan kotor US$ 543,76 juta. SRIL membukukan penjualan kotor US$ 631,64 juta pada paruh pertama tahun ini. Pada semester I-2019, SRIL juga mencatatkan kenaikan laba bersih bersih 12,29% secara tahunan menjadi US$ 63,25 juta. Menurut Direktur Keuangan SRIL Allan Moran Severino, pencapaian tersebut didorong oleh penjualan benang yang berkontribusi dominan, yakni 40,1% terhadap total penjualan.
"Hal ini juga ditopang oleh nilai tambah yang terus dikejar SRIL agar dapat memperbaiki net overall margin," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (16/7). Selanjutnya, Allan menjelaskan bahwa fokus SRIL pada tahun ini adalah untuk meningkatkan utilisasi seluruh divisi produksi. "Terutama yang menghasilkan margin lebih tinggi, yaitu di bagian finishing dan garmen," ucap dia. Meskipun begitu, menurut dia, SRIL tentu akan terus menjaga keseimbangan produksi demi mempertahankan sistem integrasi yang berkelanjutan. Sebagai informasi, perusahaan yang bergerak di segmen bisnis mid-stream ini memiliki empat divisi bisnis, yaitu benang (
spinning), kain mentah (
weaving), kain jadi (
finishing), dan pakaian jadi (
garment). Secara rinci, per tahunnya, SRIL memiliki kapasitas produksi spinning sebanyak 1,15 juta bales benang, weaving 180 juta meter kain mentah, finishing 240 juta yard fabric, dan garmen 32-35 juta potong. Tahun ini, SRIL menargetkan tingkat utilisasi dapat di atas 90%, dari sebelumnya di bawah 90%. Emiten berorientasi ekspor ini juga mendapat berkah dari adanya perang dagang Amerika Serikat-China. Buktinya, kontribusi penjualan ke Amerika Serikat dan Amerika Latin meningkat sebanyak 3,2 kali lipat hingga pertengahan tahun ini. Kontribusi ekspor dari kedua kawasan tersebut sebesar 13,6% dari total penjualan ekspor yang mencapai US$ 51,35 juta pada semester I-2019. Untuk itu, SRIL menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi dalam kisaran 62-65% dari total penjualan pada tahun ini, meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 60,3%. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, Wakil Presiden Sirektur SRIL Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan, tujuan utama peningkatan ekspor tahun ini adalah ke Amerika Serikat, mengingat perang dagang yang masih bergejolak.
Untuk itu, tahun ini SRIL menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 30 juta sampai US$ 40 juta yang akan dimanfaatkan untuk pemeliharaan mesin. Angka ini sama dengan capex yang disiapkan pada tahun 2018. SRIL juga memiliki fokus untuk mengutamakan
sustainability, mulai dari faktor sumber daya manusia, sumber daya alam, dan pelestarian lingkungan. Beberapa langkah yang dilakukan SRIL adalah dengan mengelola limbah sampah yang aman bagi masyarakat, mengaktifkan pelatihan komunitas difabel, dan melestarikan alam sekitar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto