Sri Rejeki Isman (SRIL) cetak pertumbuhan laba bersih 12,3% di semester I-2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL, anggota indeks Kompas100 ini) mencetak kinerja yang kuat di tengah situasi perekonomian global yang tidak menentu akibat perang dagang antara AS dengan China.

Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh Kontan.co.id, Selasa (16/7), pada semester I 2019, Penjualan Kotor Perseroan tercatat meningkat sebesar 15,14% dibandingkan dengan semester I 2018.

Kenaikan tersebut merupakan pencapaian di atas rata-rata industri mengingat perang dagang yang masih mencemaskan pasar. Penjualan yang kuat tersebut didukung oleh dominan nya penjualan benang yang berkontribusi sebesar 40,1% terhadap total penjualan hingga Semester I 2019.


Menurut manajemen, pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan didukung oleh penerapan strategi yang tepat, hal ini bisa terlihat dari laba bersih perusahaan yang ikut meningkat 12,3% year on year (yoy) pada 6 bulan pertama tahun ini, menjadi US$ 63,25 juta. Hal ini ditopang oleh nilai tambah yang terus dikejar oleh Perusahaan agar dapat memperbaiki net overall margin.

Menariknya, kontribusi penjualan ke Amerika Serikat dan Amerika Latin juga meningkat sebanyak 3,2 kali lipat hingga pertengahan tahun ini, atau berkontribusi sebesar 13,6% dari total penjualan ekspor senilai US$ 51,35 juta dari US$ 15,98 juta di periode tahun sebelumnya.

“Untuk itu fokus Perusahaan pada tahun ini adalah untuk meningkatkan utilisasi seluruh divisi produksi, terutama yang menghasilkan margin lebih tinggi yaitu di bagian finishing dan garmen,” ujar Allan Moran Severino, Direktur Keuangan SRIL dalam keterangan tersebut.

Perusahaan tentu juga terus menjaga keseimbangan produksi demi mempertahankan sistem integrasi yang berkelanjutan.

Kapasitas produksi Sritex untuk 2019 adalah: Pemintalan benang (Spinning) 1,15 juta bales per tahun, Penenunan (Weaving) sebesar 180 juta meter per tahun, Kain jadi (Finishing) sebesar 240 juta yard per tahun dan Konveksi (Garment) sebesar 32-35 juta potong per tahun.

Perseroan menargetkan, tingkat utilisasi seluruhnya dapat tercapai di atas 90% atau lebih pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto