Sriboga menggandeng Mitsubishi di bisnis terigu



JAKARTA. Korporasi raksasa asal Jepang, Mitsubishi Corporation, memperkuat posisinya di bisnis makanan di Indonesia. Mitsubishi, melalui unit bisnis gandum, menanam investasi senilai US$ 30 juta di PT Sriboga Flour Mill, anak usaha PT Sriboga Raturaya yang bergerak di produksi tepung terigu. Nilai investasi ini setara kepemilikan saham 10% di Sriboga Flour Mill.

"Investasi akan digunakan untuk modal usaha dan ekspansi," ujar Presiden Direktur Sriboga Raturaya, Alwin Arifin di Jakarta, Selasa (26/2).

Sriboga memiliki pabrik di Semarang dengan kapasitas produksi 1.900 ton per hari. Sriboga menjual 95% produknya ke pasar domestik. Saat ini, perusahaan ini menguasai pangsa pasar 7% dan merupakan produsen tepung terigu terbesar ketiga nasional.


Bukan hanya tepung terigu biasa, Sriboga juga memproduksi tepung terigu untuk kebutuhan khusus, seperti bahan baku makanan anak-anak yang selama ini kebanyakan masih diimpor. Selain itu, juga menghasilkan produk pakan ternak dan produk komposit.

Dengan masuknya Mitsubishi, Alwin berharap, dalam kurun waktu tiga tahun ke depan kapasitas produksi Sriboga bisa meningkat menjadi 2.500 ton per hari. "Kami ingin memperbesar pangsa pasar menjadi 10%," kata Alwin.

Selain mendongkrak pangsa pasar lokal, Sriboga pun berniat memperbesar porsi ekspor hingga menjadi 10% dari semula 5%. Negara tujuan ekspor perusahaan ini, antara lain Korea, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Brunei, Singapura, dan Thailand.

Demi memperluas pangsa pasar, Sriboga bersama Mitsubishi berancang-ancang membangun pabrik baru di salah satu kota di Jawa dua tahun lagi. Namun Alwin belum mau bercerita banyak mengenai pabrik ini.

Presiden Direktur Mitsubishi Corporation Indonesia, Jumpei Kato, menuturkan, Mitsubishi sudah mulai menyerap tepung terigu dari Sriboga sejak 1995 silam. "Indonesia adalah negara berkembang dengan rata-rata penduduk berusia di bawah 30 tahun. Artinya, banyak kelas pekerja yang bisa mendatangkan pertumbuhan tinggi bagi kami," ujar dia.

Selain di divisi manufaktur, Sriboga Raturaya semakin agresif berekspansi di divisi restorannya. Sriboga telah meneken perjanjian kerjasama waralaba dengan Toridoll Corporation, juga asal Jepang, untuk mengembangkan restoran Marugame Udon di Indonesia.

Untuk itu, Sriboga juga telah membentuk anak usaha baru di divisi restoran, yaitu PT Sriboga Marugame Indonesia. Dus, saat ini divisi restoran Sriboga  membawahi dua anak usaha, yaitu Sriboga Marugame dan PT Sari Melati Kencana yang memegang waralaba restoran Pizza Hut.

Waralaba Marugame Udon merupakan strategi Sriboga untuk mengembangkan industri hilir yang berbasis tepung terigu. "Kami tidak mau bersaing dengan pelanggan kami yang sebagian besar pengusaha mi atau roti. Makanya, kami memilih udon karena di Indonesia belum ada restoran khusus udon," terang Alwin. Udon adalah mi khas Jepang terbuat dari tepung gandum.

Sriboga Marugame berniat membuka 38 gerai Marugame Udon hingga lima tahun mendatang. Investasi yang disiapkan senilai Rp 150 miliar.

Marugame Udon membidik konsumen di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Bali. Gerai perdana Marugame Udon sudah dibuka di Mall Taman Anggrek Jakarta pada 14 Februari 2013.

Tahun ini, Sriboga Raturaya memproyeksikan pendapatan Rp 4,5 triliun. Hampir separuh atau Rp 2,1 triliun pendapatan berasal dari penjualan tepung terigu Sriboga Flour.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro