SRIL, INKP, dan saham sektor konsumer berorientasi ekspor jadi pilihan analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah keuntungan pelemahan rupiah, emiten yang berorientasi ekspor saat ini juga menghadapi tantangan pelemahan daya beli global akibat pandemi Covid-19. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menjelaskan dari sisi kurs, emiten mendapatkan keuntungan dari selisih nilai tukar mata uang tersebut. Hanya saja penurunan daya beli juga menjadi sentimen negatif saat ini. "Sehingga penjualan pun menurun," kata Chris kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4). 

Menurut Chris, beberapa emiten yang berorientasi ekspor ini masih bisa dilirik dan dipegang dalam jangka waktu panjang. Tapi, tetap perhatikan kinerja fundamentalnya.


Baca Juga: Hingga akhir tahun, neraca perdagangan diproyeksi bisa surplus hingga US$ 6 miliar

Chris melihat PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan beberapa emiten konsumer yang melakukan ekspor cukup menarik. "Karena seharusnya penjualan yang justru bertambah serta didukung dengan selisih kurs," jelas dia. 

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada awal April 2020 manajemen SRIL mengatakan Covid-19 belum menekan kinerja lantaran belum ada penurunan permintaan, penundaan atau pembatalan kontak pembelian. Sementara itu, SRIL juga melebarkan lini bisnis dengan memproduksi masker nonmedis dan alat pelindung diri (APD).

Adapun kapasitas produksi masker nonmedis mencapai 10.000 masker per hari. SRIL telah bekerjasama dengan Halodoc untuk menjual masker tersebut. 

Baca Juga: Analis: Saham telekomunikasi masih jadi sektor pilihan favorit di tengah Covid-19

SRIL juga menegaskan di tahun ini, penjualan ditargetkan tumbuh 6%-8% dibanding realisasi tahun 2019. Angka pertumbuhan tersebut lebih mempertimbangkan utilisasi SRIL yang sudah mencapai 90%. 

Adapun terkait dengan pelemahan rupiah, SRIL telah melakukan natural hedging. "Kami natural hedge karena banyak juga pendapatan dalam dolar AS," jelas Corporate Communication Joy Citra Dewi kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati