JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berpotensi melanggar ketentuan persyaratan (kovenan) keuangan yang diberikan kreditur sejalan dengan penerbitan obligasi global beberapa waktu lalu. Namun, manajemen SRIL mengklaim posisi keuangan perseroan masih aman. Salah satu kreditur yang memberikan syarat keuangan adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Welly Isman, Sekretaris Perusahaan SRIL mengatakan, perseroan menarik pinjaman bank dari BCA pada pertengahan Oktober 2014. Nilai pinjaman sebesar US$ 20 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan. Persyaratan rasio keuangan yang diberikan antara lain rasio liabilitas terhadap ekuitas harus 1,5 kali. Kemudian, rasio aktiva lancar terhadap utang lancar (current ratio) terjaga di angka satu kali. Lalu, rasio laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) terhadap beban bunga sebesar tiga kali dan rasio EBTDA terhadap bunga dan instalment sebesar 1,25 kali. "Hingga September (2014) tidak ada masalah karena review-nya adalah tahunan," ujar Welly kepada KONTAN belum lama ini. Asal tahu saja, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan peringatan kepada manajemen SRIL mengenai penerbitan obligasi global yang diterbitkan perseroan beberapa waktu lalu. Menurut itung-itungan BEI, penerbitan obligasi tersebut membuat rasio leverage SRIL melebihi batas ketentuan yang disyaratkan BCA tersebut. Allan Moran Severino dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, pihaknya tidak tinggal diam terkait kemungkinan tersebut. "(perseroan) meminta keringanan kepada kreditur untuk mengubah rasio leverage dan financial covenant," tuturnya. Seperti diketahui, tahun ini, SRIL melalui anak usaha, Golden Legacy Pte. Ltd menerbitkan obligasi global senilai US$ 270 juta. Pertama, diterbitkan pada April 2014 dengan nilai emisi US$ 200 juta. Kemudian, pada November 2014, perseroan kembali menerbitkan global bond senilai US$ 70 juta. Kendati diterbitkan terpisah, penerbitan obligasi ini dicatat secara konsolidasi dan tanggal penerbitan diseragamkan. Bunga obligasi ini sebesar 9% per tahun yang dibayarkan setiap tanggal 24 April dan 24 Oktober setiap tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo dalam waktu lima tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
SRIL minta keringanan kepada kreditur
JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berpotensi melanggar ketentuan persyaratan (kovenan) keuangan yang diberikan kreditur sejalan dengan penerbitan obligasi global beberapa waktu lalu. Namun, manajemen SRIL mengklaim posisi keuangan perseroan masih aman. Salah satu kreditur yang memberikan syarat keuangan adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Welly Isman, Sekretaris Perusahaan SRIL mengatakan, perseroan menarik pinjaman bank dari BCA pada pertengahan Oktober 2014. Nilai pinjaman sebesar US$ 20 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan. Persyaratan rasio keuangan yang diberikan antara lain rasio liabilitas terhadap ekuitas harus 1,5 kali. Kemudian, rasio aktiva lancar terhadap utang lancar (current ratio) terjaga di angka satu kali. Lalu, rasio laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) terhadap beban bunga sebesar tiga kali dan rasio EBTDA terhadap bunga dan instalment sebesar 1,25 kali. "Hingga September (2014) tidak ada masalah karena review-nya adalah tahunan," ujar Welly kepada KONTAN belum lama ini. Asal tahu saja, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan peringatan kepada manajemen SRIL mengenai penerbitan obligasi global yang diterbitkan perseroan beberapa waktu lalu. Menurut itung-itungan BEI, penerbitan obligasi tersebut membuat rasio leverage SRIL melebihi batas ketentuan yang disyaratkan BCA tersebut. Allan Moran Severino dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, pihaknya tidak tinggal diam terkait kemungkinan tersebut. "(perseroan) meminta keringanan kepada kreditur untuk mengubah rasio leverage dan financial covenant," tuturnya. Seperti diketahui, tahun ini, SRIL melalui anak usaha, Golden Legacy Pte. Ltd menerbitkan obligasi global senilai US$ 270 juta. Pertama, diterbitkan pada April 2014 dengan nilai emisi US$ 200 juta. Kemudian, pada November 2014, perseroan kembali menerbitkan global bond senilai US$ 70 juta. Kendati diterbitkan terpisah, penerbitan obligasi ini dicatat secara konsolidasi dan tanggal penerbitan diseragamkan. Bunga obligasi ini sebesar 9% per tahun yang dibayarkan setiap tanggal 24 April dan 24 Oktober setiap tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo dalam waktu lima tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News