Sritex bidik penjualan naik 20% di 2014



JAKARTA. Kinerja produsen tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) hingga kuartal III-2013 cukup menggembirakan. Makanya, tahun depan, perusahaan yang berpusat di Sukoharjo, Jawa Tengah, ini menargetkan penjualannya naik 20% menjadi sekitar Rp 6,2 triliun dengan laba bersih Rp 446 miliar.

Sekretaris Perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk, Welly Salam mengatakan, tahun ini, perusahaan optimistis bisa mencapai target penjualan yang dipatok tahun ini sebesar Rp 5,14 triliun dengan laba bersih dipatok sebesar Rp 325 miliar. "Kami yakin bisa meraih target ini karena sudah ada banyak yang memasukkan pesanan," katanya, akhir pekan lalu.

Selama Januari hingga September 2013, Sritex meraih penjualan Rp 3,69 triliun, tumbuh 26% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih perusahaan berkode emiten SRIL pada kuartal III-2013 tercatat sebesar Rp 242,59 miliar, tumbuh 52,9% ketimbang periode yang sama tahun lalu.


Keyakinan Sritex untuk mencapai target penjualan tahun ini bukan tanpa alasan. "Hingga akhir tahun, kami menjual pakaian seragam dan akan mengekspor pakaian musim panas," ujar Welly.

Peningkatan kinerja penjualan Sritex tidak terlepas dari langkah ekspansi pabrik pemintalan yang mendongkrak penjualan benang perusahaan. Sampai dengan kuartal III-2013, penjualan benang atau divisi pemintalan mencapai Rp 1,33 triliun, atau tumbuh 44% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pendapatan dari sektor pemintalan menyumbangkan 36,04% dari total penjualan Sritex pada kuartal III-2013.

Catatan saja, SRIL sudah mengekspor benang ke berbagai negara termasuk ke China. Bahkan peningkatan ekspor ke China juga menyokong pertumbuhan penjualan benang perusahaan.

Sementara itu, penjualan kain atawa tekstil pada kuartal III-2013 mencapai Rp 1,20 triliun atau 32,5% dari total penjualan Sritex hingga kuartal III-2013. Penjualan ini meningkat 28,23% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Menjelang akhir tahun, Welly mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk pasar domestik terutama saat natal dan tahun baru. "Kami kebanyakan menjual seragam, jadi untuk Natal dan Tahun Baru tidak ada persiapan khusus. Selain itu, kami akan ekspor pakaian musim panas juga," ungkap Welly.

Jika beberapa perusahaan khawatir bisnisnya terganggu dengan adanya pemilihan umum (Pemilu) di 2014, Sritex justru optimistis bisa meraih target tersebut. Pasalnya, porsi ekspor Sritex jauh lebih besar ketimbang penjualan di domestik, sehingga dampak terhadap kinerja perusahaan tidak terlalu besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi