SOLO. Para anggota self-regulatory organization (SRO) bursa saham menganggarkan belanja modal Rp 150 miliar guna mempersiapkan perangkat sistem perdagangan berupa Straight Trough Processing (STP), Single Investor Identification Number (SIN), dan Intergrated Data Warehouse pada tahun depan.Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Wan Wei Yong mengungkapkan, untuk pengembangan teknologi informasi (TI) BEI mengalokasikan Rp 100 miliar hingga tiga tahun ke depan. "Untuk pengembangan TI dan STP, dan Jakarta Automatic Trading System (JATS) Next G," katanya, kemarin.Sedangkan Direktur KPEI Bambang Widodo menganggarkan Rp 27 miliar untuk pengembangan perangkat lunak dan keras, serta middle ware, yang merupakan bagian program STP. Sementara, Direktur Utama KSEI Ananta Wiyogo mengatakan, KSEI menganggarkan dana Rp 20 miliar-Rp 25 miliar. "Tim mulai mempelajari kebutuhan STP. Tiap tahun tidak sama dananya," kata dia.STP merupakan sistem terintegrasi guna memproses transaksi, seperti order, konfirmasi, hingga settlement tanpa adanya intervensi manual atau input ulang data.Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menargetkan, program itu dapat berjalan tahun 2011. Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK Nurhaida mengatakan, sebelumnya nasabah harus memiliki SIN guna mengetahui kepemilikan dana efek. Sayang, kini, jumlah investor terdaftar baru 7.895 dari 360.340 rekening. Dengan adanya STP, nasabah hanya memiliki satu rekening efek. "Jadi kami bisa mengetahui siapa yang melakukan goreng-menggoreng," ujar Nurhaida. STP juga bisa mengawasi jalannya transaksi margin dan short selling.Tak hanya itu, KSEI akan menutup rekening saham tidak aktif dan bersaldo nol di 2010. "Karena ini hanya memberatkan sistem,'' kata Ananta. Selain itu, KSEI akan mengenakan biaya 0,05% dari total dana jika rekening itu tak melakukan aktivitas perdagangan selama enam bulan. Ananta mengungkapkan, sebanyak 30% dari 360.340 rekening yang tercatat di KSEI adalah rekening tidak aktif.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
SRO Investasi Sistem Bursa Rp 150 Miliar
SOLO. Para anggota self-regulatory organization (SRO) bursa saham menganggarkan belanja modal Rp 150 miliar guna mempersiapkan perangkat sistem perdagangan berupa Straight Trough Processing (STP), Single Investor Identification Number (SIN), dan Intergrated Data Warehouse pada tahun depan.Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Wan Wei Yong mengungkapkan, untuk pengembangan teknologi informasi (TI) BEI mengalokasikan Rp 100 miliar hingga tiga tahun ke depan. "Untuk pengembangan TI dan STP, dan Jakarta Automatic Trading System (JATS) Next G," katanya, kemarin.Sedangkan Direktur KPEI Bambang Widodo menganggarkan Rp 27 miliar untuk pengembangan perangkat lunak dan keras, serta middle ware, yang merupakan bagian program STP. Sementara, Direktur Utama KSEI Ananta Wiyogo mengatakan, KSEI menganggarkan dana Rp 20 miliar-Rp 25 miliar. "Tim mulai mempelajari kebutuhan STP. Tiap tahun tidak sama dananya," kata dia.STP merupakan sistem terintegrasi guna memproses transaksi, seperti order, konfirmasi, hingga settlement tanpa adanya intervensi manual atau input ulang data.Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menargetkan, program itu dapat berjalan tahun 2011. Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK Nurhaida mengatakan, sebelumnya nasabah harus memiliki SIN guna mengetahui kepemilikan dana efek. Sayang, kini, jumlah investor terdaftar baru 7.895 dari 360.340 rekening. Dengan adanya STP, nasabah hanya memiliki satu rekening efek. "Jadi kami bisa mengetahui siapa yang melakukan goreng-menggoreng," ujar Nurhaida. STP juga bisa mengawasi jalannya transaksi margin dan short selling.Tak hanya itu, KSEI akan menutup rekening saham tidak aktif dan bersaldo nol di 2010. "Karena ini hanya memberatkan sistem,'' kata Ananta. Selain itu, KSEI akan mengenakan biaya 0,05% dari total dana jika rekening itu tak melakukan aktivitas perdagangan selama enam bulan. Ananta mengungkapkan, sebanyak 30% dari 360.340 rekening yang tercatat di KSEI adalah rekening tidak aktif.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News