KONTAN.CO.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI dengan bangga menutup serangkaian program akselerator Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 6 dengan acara puncak “Milestone Day”. Acara ini merupakan momen krusial dalam perjalanan 17 startup finalis yang telah mendapatkan dukungan dan bimbingan selama empat bulan terakhir untuk mencapai Product Market Fit (PMF). Mereka berkesempatan untuk mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya kepada para pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah dan venture capital.(23/6). Diluncurkan sejak tahun 2020, SSI merupakan program tahunan Kominfo yang bertujuan untuk mendampingi dan melatih para startup tahap awal (early-stage) dalam perjalanan mencapai product-market fit (PMF). Konsistensi dan kualitas program inkubator ini terbukti efektif meluluskan total 80 alumni startup dari 5 batch terdahulu, dimana para alumni berhasil scale up dan mengembangkan bisnisnya, baik dengan meraih pendanaan, investor baru, hingga memperluas jangkauan operasional. Menurut data SSI, alumni yang berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah lulus dari program berkisar di angka 13-40% di setiap batch. Per Desember 2022, total pendanaan yang mengalir ke alumni SSI telah mencapai Rp 392,1 miliar.
“Indonesia kerap dikenal sebagai salah satu ibukota startup digital di Asia Tenggara, terlebih karena banyaknya jumlah startup yang bermunculan setiap tahunnya. Untuk itu, Kominfo berkomitmen untuk terus mendampingi para founders dalam pengembangan bisnisnya, serta membentuk ekosistem digital di Indonesia agar terjadi transfer of knowledge & experience, termasuk dalam menghadapi tech winter saat ini. Oleh karena itu, SSI menjadi wadah yang tepat dimana founders tahap awal bisa belajar dan berdiskusi langsung dengan para mentor berpengalaman dari startup ternama,” ungkap Koordinator Startup Digital, Sonny Hendra Sudaryana. Dukungan terhadap startup tahap awal tidak berhenti seiring dengan berakhirnya program SSI. Kominfo masih terus berinteraksi dan memantau perjalanan masing-masing alumni melalui Program Alumni. Selain itu, Kominfo pun mengadakan sesi coaching tambahan dan pertemuan rutin untuk mempererat peran SSI sebagai wadah ekosistem digital yang komprehensif. Kehadiran SSI sebagai wadah ekosistem mempermudah pelaku startup di Indonesia untuk bertemu, berjejaring, dan menjalin kolaborasi satu sama lain. Tujuh belas alumni dari program SSI Batch 6 terdiri dari startup yang bergerak di berbagai bidang, seperti: MODA (perusahaan properti dan konstruksi berbasis teknologi), Assemblr (platform ekosistem Augmented Reality), AYO Indonesia (aplikasi komunitas sepak bola), Baskit (SaaS khusus untuk toko grosir dan distributor), DEUS Human Capital Services (platform manajemen personalia/HR dengan gamifikasi), Inventing (penyedia layanan printing digital), Lakuliner (aggregator penyedia cloud kitchen untuk brand F&B), Looyal (aplikasi manajemen bisnis untuk usaha online dan offline), Medi-Call (layanan kesehatan on-demand di rumah), OneKlinik (penyedia jasa kesehatan dasar berbasis teknologi), Pajak.io (platform solusi kebutuhan perpajakan), Payable (platform all-in-one checkout), Rooma (penyedia jasa dan produk desain interior), SMEs Pack (aggregator ekspor untuk UMKM), Tweak (platform fitness on-demand), Tokban (marketplace toko bahan bangunan), dan RASA (sebelumnya Warjali – platform penyedia bahan baku, informasi, dan pendanaan UMKM, warung, dan petani). Siap Gencarkan Strategi PMF Seiring berjalannya waktu, lanskap pertumbuhan startup di Indonesia menjadi kian dinamis., menurut Adrian Gilrandy, Co-Founder Praktis terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbesar peluang, diantaranya adalah “Sampai akhir tahun depan, ada kemungkinan terdapat beberapa tantangan dari segi fundraising, khususnya untuk startup growth-stage. Dalam hal ini, proses due-dill akan lebih panjang dan terperinci. Namun, untuk early-stage startup, diprediksi akan lebih mudah untuk mendapatkan fundraising, selama startup mampu meyakinkan investor mengenai tiga aspek berikut: model bisnis (meski belum ada pendapatan, setidaknya ada rencana monetisasi yang jelas), serta produk atau jasa yang mampu menyelesaikan isu yang tengah dihadapi target audiens” ungkap Adrian. Alih-alih hanya mengandalkan traction pertumbuhan, kini startup dituntut untuk memiliki perencanaan bisnis dan strategi keberlanjutan yang lebih matang. Investor pun menjadi lebih berhati-hati dalam mengucurkan investasi ke startup tahap awal. Meskipun tidak ada rumus pasti dalam mencari pendanaan tahap awal, Ferdiansyah selaku Co-Founder and Finance Director Zi.Care mengatakan terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbesar peluang, yakni “Selalu evaluasi dan memperkuat path to profitability karena investor selalu mencari sustainability dalam suatu usaha yang akan didanai, aktif dalam asosiasi atau perkumpulan dalam industri, sebagai bagian dari eksposur dan kolaborasi agar lebih kuat, find a good and suitable mentor and advisor incubator; Tidak hanya yang punya reputasi baik tapi juga cocok dengan visi founder, agar network serta business model makin kuat. Selain itu, penting juga untuk Selalu mempertahankan pencatatan dan dokumentsi operasional serta pertumbuhan perusahaan serapi dan semaksimal mungkin, karena ini semua dasar pemgambilan keputusan dan kredibilitas perusahaan di mata investor” paparnya. Turut menambahkan, “Pada tahap awal, pemilihan model bisnis menjadi sangat penting. setidaknya bagi broom.id, kami berusaha untuk selalu membuat produk yang benar - benar memecahkan masalah di industri mobil bekas dan tidak lupa untuk memastikan produk tersebut memiliki unit economics yang masuk akal untuk dijalankan bahkan ketika skalanya masih kecil,” ungkap Pandu Adi Laras, CEO dan Co-Founder Broom. Untuk membantu startup tahap awal dalam menavigasi lanskap ekonomi digital yang terus berubah, Kominfo akan terus melanjutkan program Startup Studio Indonesia dengan target memfasilitasi 150 startup digital di tahun 2024. Harapannya, para startup alumni SSI mampu mengembangkan skala bisnisnya dan mencapai Product Market Fit yang berkelanjutan, sehingga bisa terus berinovasi dan menciptakan solusi digital sesuai kebutuhan masyarakat.
Tentang Startup Studio Indonesia Startup Studio Indonesia diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada September 2020 dalam mendukung kemajuan ekosistem startup Indonesia melalui penyediaan fasilitas yang memberikan akses bagi para pegiat early-stage startup mengembangkan potensi bisnisnya. Mengusung tema “More Brainstorming, Less Classes”, Startup Studio Indonesia memfokuskan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis, dan menitikberatkan pada coaching dan mentoring langsung dari para praktisi terkemuka di industri startup. Program Startup Studio Indonesia Indonesia memperkuat dan melengkapi program pemberdayaan startup digital Gerakan 1000 Startup Digital dan Hub.id yang dimiliki Kemenkominfo
Baca Juga: Menkominfo Sebut Aliran Dana Start-up Digital Turun Hingga 60% Tahun Ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti