SSIA bakal menggandeng pemilik lahan BSDE



JAKARTA. Guna mengatasi keterbatasan lahan, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) memilih alternatif bekerjasama dengan perusahaan lain.

Sekretaris perusahaan SSIA Erlin Budiman mengatakan, tahun ini, perusahaan sedang mengkaji pembentukan perusahaan patungan alias joint venture (JV) dengan pemilik lahan untuk memperluas kawasan industri Suryacipta Karawang.

"Luas lahan tersebut lebih dari 100 hektare (ha)," katanya, Rabu (20/1). Namun, Erlin belum bisa merinci rencana tersebut lantaran masih dalam kajian.


Ayunan strategi ini lantaran luas landbank SSIA sudah semakin menipis. Sementara, penjualan lahan industri di Subang, Jawa Barat menurut rencana baru mulai pada tahun 2017.

Tahun lalu di Subang, emiten ini baru berhasil membebaskan lahan seluas 360 ha dari target awal 500 ha. "Target tidak bisa tercapai, ada beberapa tantangan yang dihadapi," imbuhnya.

Tahun ini, SSIA menargetkan bisa mengakuisisi lahan 300 ha lagi di kawasan tersebut. Untuk itu, perseroan telah menyiapkan dana sekitar Rp 500 miliar. Jika rencana pembentukan join venture terealiasi, anak usaha SSIA akan bertambah lagi.

Tahun lalu, perseroan juga telah membentuk perusahaan JV yang bergerak di sektor pergudangan dengan Mitsui Co Ltd dan Ticon Industrial Connection Plc. Kepemilikan SSIA dalam perusahaan patungan bernama PT SLP Surya Ticon Internusa (SLP) tersebut mencapai 50%.

Sementara mitranya Mitsui dan Ticon masing-masing menggenggam 25%. Adapun, tahun ini, SSIA menargetkan pra penjualan alias marketing sales lahan industri seluas 30 ha. Jumlah tersebut naik 41% dari pencapaian tahun lalu yaitu 21,2 ha.

SSIA akan terus melanjutkan ekspansi pada tahun ini. Perusahaan sudah menyiapkan belanja modal alias capital expenditure senilai Rp 1,3 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dari realisasi tahun lalu yakni Rp 900 miliar.

Rinciannya, sekitar Rp 500 miliar untuk mengakuisisi lahan. Lalu, Rp 350 miliar mengalir ke pengembangan hotel dan perkantoran, sisanya untuk pengembangan properti dan anak usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie