SSIA tetap akan terbitkan obligasi tahun ini



JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tetap akan menerbitkan obligasi global (global bond) tahun ini kendati pasar obligasi masih bergejolak di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. Rencananya, perseroan akan menerbitkan global bond senilai S$ 200 juta (dollar Singapura) secara bertahap.

Erlin Budiman, Investor Relation SSIA mengatakan tahap pertama perseroan berencana menerbitkan sekitar S$ 70 juta -$100 juta. Dananya akan digunakan untuk mempercepat akuisisi lahan terutama di Subang, Jawa Barat. "Kita mau mempercepat akuisisi ini. Kalau ditunda takutnya harga akan semakin mahal," kata Erlin pada KONTAN akhir pekan ini.

Menurut erlin, penerbitan global bond dalam dollar Singapura tidak terlalu beresiko meskipun pasar obligasi sedang tidak bagus, berbeda dengan dollar AS. Oleh karena itu, perseroan tetap akan melanjutkan rencana untuk mencari dana dari pasar obligasi. Apalagi, lanjutnya, global bond tersebut diterbitkan secara bertahap.


Dia menambahkan rating obligasi dollar Singapura lebih bagus dibandingkan dollar AS sehingga kuponnya bisa lebih rendah. Di sisi lain, secara market akan lebih mudah terserap karena investor Singapura lebih familiar dengan industri Indonesia.

Tahun ini, SSIA berencana mengakuisisi lahan di Subang Jawa Barat 500 hektare (ha). Hingga saat ini, perseroan baru berhasil membebaskan 260 ha lahan. Padahal di kawasan ini, SSIA telah mengantongi izin akuisisi 2.000 ha lahan untuk dikembangkan menjadi kawasan industri.

Semester I 2015, emiten properti, konstruksi dan kawasan industri ini menorehkan kinerja positif. Laba bersihnya tumbuh 35% secara year on year (yoy) menjadi Rp 256,3 miliar. Ini seiring dengan peningkatan pendapatan usaha 14,6% menjadi Rp 2,49 triliun.

Pendapatan perseroan didominasi oleh pendapatan jasa kontruksi yakni Rp 1,79 triliun atau naik 14,8% yoy. Ini menyumbang porsi 71,7% terhadap total pendapatan. Sedangkan kawasan industri hanya menyumbang 12,5% atau sebesar Rp 313,8 miliar tapi pendapatan dari lini ini naik 29,2% yoy.

Pendapatan hotel berkontribusi 11,7% atau senilai Rp 293,4 miliar, pendapatan sewa, parkir dan pemeliharaan sebesar Rp 98,2 miliar dan pendapatan real estate melorot tajam dari Rp 534 juta menjadi Rp 11 juta

Per akhir Juni 2015, total aset SSIA tercatat sebesar 6,36 triliun atau naik dari periode akhir Desember 2014 yakni Rp 5,9 triliun. Jumlah liabilitasnya naik dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 3,07 triliun.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai penerbitkan obligasi dollar singapura adalah langkah yang tepat di tengah gejolak pasar obligasi saat ini. Pasalnya, dollar Singapura memiliki bunga yang jauh lebih stabil.

Hans menjelaskan, pilihan dollar Singapura memang lebih baik mengingat mata uang negara tetangga ini sama seperti rupiah sama-sama melemah terhadap dollar AS. "Jadi meskipun market lagi tertekan tapi ini pilihan yang tepat," katanya.

Dia melihat prospek rencana obligasi SSIA ini akan bagus karena penggunaan dananya untuk akuisisi lahan untuk kawasan industri. Langkah akuisisi lahan terutama kawasan industri dinilai cukup bagus di tengah perlambatan ekonomi sehingga bisa memperoleh harga yang lebih murah. Lagi pula, tambah Hans, ke depan saat ekonomi kembali membaik kawasan industri cepat tumbuh dibandingkan dengan proyek-proyek properti.

Walaupun pasar masih dalam tekanan, prediksi Hans global bond yang akan diterbitkan SSIA itu bakal diserap pasar. Dia merekomedasikan buy saham SSIA dengan target harga Rp 920.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto