SSMS bangun pembangkit bertenaga biogas US$ 4 juta



JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) ingin merealisasikan pemanfaatan sumber energi dari limbah kelapa sawit. Untuk itu, SSMS akan membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTB).

Pembangkit tersebut masing-masing berkapasitas 2 megawatt (MW). Dalam membangun satu pembangkit, SSMS membutuhkan investasi sekitar US$ 4 juta. Jika menggunakan patokan Rp 13.300 per dollar AS, investasi per pembangkit listrik itu sekitar Rp 53,2 miliar.

Pembangkit ini akan berlokasi di Pangkalan Bun dan Suluh, Kalimantan Tengah. Lokasinya berdekatan dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik SSMS. Kebutuhan kapasitas di pabrik hanya sekitar 1,4 MW sampai 1,6 MW. "Tapi karena ada kebutuhan perumahan dan lain-lain, kami akan bangun menjadi 2 MW hingga 2,2 MW,” kata Rimbun Situmorang, Direktur Utama SSMS, Kamis (9/6).


Pembangkit listrik ini kemungkinan tidak hanya dimanfaatkan oleh PKS milik SSMS di masa mendatang. Emiten perkebunan ini juga bisa meraih keuntungan dengan menjual listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). SSMS telah mempelajari teknologi biogas ini selama delapan bulan. Ia berharap, SSMS bisa menandatangani kontrak dengan mitra teknologinya pada Agustus 2015.

Ia memperkirakan, pembangunan PLTB ini membutuhkan waktu 20 bulan. Sehingga diharapkan pada proyek tersebut kelar pada April 2017. Sepertinya SSMS tidak perlu khawatir soal sumber pendanaan ekspansi kali ini.

Menurut Rimbun, pihak yang mengerjakan teknologi pembangkit listrik tersebut turut menawarkan pembiayaan. Selain itu, SSMS juga masih bisa mengandalkan kas internal. Pada kuartal I-2015, kas dan setara kas SSMS tercatat Rp 126,67 miliar. Bulan lalu, SSMS juga baru saja memperoleh pinjaman bank sebesar Rp 3,09 triliun. Pinjaman tersebut terdiri dari utang dalam mata uang rupiah dan dollar AS.

Pinjaman SSMS senilai Rp 1,5 triliun akan digunakan untuk pembiayaan kembali atau refinancing utang jatuh tempo. Sementara, sekitar US$ 120 juta mengalir untuk pengembangan bisnis organik dan anorganik. Saat ini, SSMS tengah dalam penjajakan untuk mengakuisisi lahan di Pangkalan Bun. Rimbun berharap, akuisisi tersebut bisa rampung di semester kedua ini.

Tahun ini, SSMS menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) antara US$ 40 juta-US$ 45 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar US$ 30 juta untuk penanaman lahan baru. SSMS akan menggunakan sisanya, US$ 10 juta sampai US$ 15 juta untuk perawatan tanaman dan kebutuhan lain. Rencananya, SSMS akan melakukan penanaman 5.000-6.000 hektare lahan baru di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa