SSMS mencari pinjaman bank Rp 770 miliar



JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencari pendanaan untuk mengakuisisi dua perusahaan perkebunan. Dua perusahaan tersebut adalah PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Sawit Multi Utama dari PT Citra Borneo Indah. Nilai akuisisi Rp 1,54 triliun atau setara US$ 129,05 juta.

Aksi ini telah mendapat persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (31/12). Direktur Keuangan SSMS, Harry Nadir mengatakan, 50% kebutuhan dana akuisisi atau Rp 770 miliar akan dipenuhi sendiri dengan menggunakan kas internal.

Sedangkan 50% sisanya berasal dari pinjaman bank. "Posisi kas sampai akhir tahun hampir Rp 1 triliun, namun tentu pinjaman diperlukan untuk tetap menjaga balance sheet," ungkap Harry usai RUPSLB, Selasa.


SSMS memilih pinjaman dengan mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Ini Selain tingkat suku bunga yang rendah, penjualan SSMS juga menggunakan mata uang dollar AS. Sehingga manajemen merasa pinjaman mata uang asing akan lebih menguntungkan.  Harry mengklaim, ada tiga bank yang siap mengucurkan pinjaman.

Nantinya, SSMS akan memilih tenor tiga hingga lima tahun. Pasca akuisisi TSA dan SMU areal tanam SSMS naik 75% menjadi 59.387 hektare (ha) dari 34.064 ha. Produksi CPO pun akan bertambah dari 303.000  ton menjadi 410.000 ton per tahun.

Lahan TSA dan SMU masih muda dengan usia  empat-lima tahun. Setelah akuisisi, rata-rata usia lahan SSMS menjadi 6,5 tahun. Ke depan, emiten ini berencana menanam 5.000-5.500 ha kelapa sawit tiap tahun. Biaya investasi selama tiga tahun US$ 6.000 per ha. Di tahun pertama, SSMS mengeluarkan 50% dari total biaya tanam US$ 30 juta.

Dengan lahan yang ada, SSMS berharap bisa meraih laba bersih Rp 735 miliar tahun ini, tumbuh 16,4% dari tahun lalu. Fluktuasi harga crude palm oil (CPO) tahun ini menjadi tantangan SSMS. Untuk itu, SSMS menekan biaya produksi. Hingga kuartal III–2014, penjualan SSMS Rp 1,5 triliun, tumbuh 25% secara year-on-year (yoy). Dan, laba Rp 477,6 miliar naik 39,8%.

Tahun depan, SSMS memperkirakan harga CPO US$ 750 per ton dengan biaya produksi US$ 250 per ton. Setelah akuisisi, SSMS berharap laba bersih naik 20%-30% di 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana