JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) kembali mencari utang. Emiten perkebunan ini pun akan segera memperoleh pinjaman Rp 3,09 triliun yang terdiri dari mata uang Rupiah dan Dollar. Pinjaman tersebut memiliki suku bunga 10,5% untuk Rupiah dan LIBOR +6% untuk Dollar. Adapun, tenor pinjamannya adalah 5 tahun. "Kita utilisasi struktur modal supaya bisa mendapat keuntungan percepatan pertumbuhan perusahaan dan bisa memperoleh kinerja yang lebih baik di tahun mendatang," ucap Direktur Utama SSMS Rimbun Situmorang, Selasa, (23/6). Pinjaman tersebut terdiri dari denominasi Rupiah dan Dollar. Pertama, SSMS memperoleh pinjaman Rp 1,5 triliun untuk pembiayaan kembali atau refinancing. Pinjaman itu didapat dari sindikasi yang dipimpin PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Sekedar informasi, SSMS mengempit utang bank jangka pendek Rp 50,99 miliar dan utang bank jangka panjang yang jatuh tempo setahun Rp 464,5 miliar. Kemudian, SSMS pun mempunyai utang jangka panjang Rp 1,27 triliun. Kedua, SSMS memperoleh pinjaman US$ 120 juta atau setara Rp 1,59 triliun. Rinciannya yakni US$ 65 juta dari sindikasi Bank Mandiri dan US$ 55 juta dari EximBank. Direktur Keuangan SSMS Hari Nadir menyebut, SSMS akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan bisnis secara organik dan anorganik. Ia berharap, SSMS dapat melakukan akuisisi di semester kedua. Apabila memperoleh lahan yang bagus, disebutnya SSMS bisa meningkatkan nilai perusahaan. Pada awal tahun, SSMS baru saja mengakuisisi PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Sawit Multi Utama (SMU). Akuisisi tersebut bernilai Rp 1,54 triliun. Menurut Hari, kombinasi utang Rupiah dan Dollar ini karena SSMS ingin menurunkan rerata bunganya. Ia menyebut, SSMS bergerak di bidang yang merupakan komoditas dalam denominasi Dollar. Sehingga terjadi hedging natural karena pinjaman dan penjualan SSMS dibukukan dalam Dollar. Untuk dapat meraih pinjaman ini, SSMS pun melakukan penjaminan aset. Bahkan, SSMS menjaminkan anak usaha tak terafiliasi di Grup untuk menjadi jaminan sementara. Pasalnya, aset SSMS belum mencukupi. Pada kuartal pertama 2015, aset SSMS yakni Rp 5,88 triliun. Sebelumnya, SSMS pun baru memperoleh pinjaman Rp 770 miliar. Rimbun mengungkapkan, rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) SSMS masih terjaga di bawah 5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
SSMS raih pinjaman Rp 3 triliun
JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) kembali mencari utang. Emiten perkebunan ini pun akan segera memperoleh pinjaman Rp 3,09 triliun yang terdiri dari mata uang Rupiah dan Dollar. Pinjaman tersebut memiliki suku bunga 10,5% untuk Rupiah dan LIBOR +6% untuk Dollar. Adapun, tenor pinjamannya adalah 5 tahun. "Kita utilisasi struktur modal supaya bisa mendapat keuntungan percepatan pertumbuhan perusahaan dan bisa memperoleh kinerja yang lebih baik di tahun mendatang," ucap Direktur Utama SSMS Rimbun Situmorang, Selasa, (23/6). Pinjaman tersebut terdiri dari denominasi Rupiah dan Dollar. Pertama, SSMS memperoleh pinjaman Rp 1,5 triliun untuk pembiayaan kembali atau refinancing. Pinjaman itu didapat dari sindikasi yang dipimpin PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Sekedar informasi, SSMS mengempit utang bank jangka pendek Rp 50,99 miliar dan utang bank jangka panjang yang jatuh tempo setahun Rp 464,5 miliar. Kemudian, SSMS pun mempunyai utang jangka panjang Rp 1,27 triliun. Kedua, SSMS memperoleh pinjaman US$ 120 juta atau setara Rp 1,59 triliun. Rinciannya yakni US$ 65 juta dari sindikasi Bank Mandiri dan US$ 55 juta dari EximBank. Direktur Keuangan SSMS Hari Nadir menyebut, SSMS akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan bisnis secara organik dan anorganik. Ia berharap, SSMS dapat melakukan akuisisi di semester kedua. Apabila memperoleh lahan yang bagus, disebutnya SSMS bisa meningkatkan nilai perusahaan. Pada awal tahun, SSMS baru saja mengakuisisi PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Sawit Multi Utama (SMU). Akuisisi tersebut bernilai Rp 1,54 triliun. Menurut Hari, kombinasi utang Rupiah dan Dollar ini karena SSMS ingin menurunkan rerata bunganya. Ia menyebut, SSMS bergerak di bidang yang merupakan komoditas dalam denominasi Dollar. Sehingga terjadi hedging natural karena pinjaman dan penjualan SSMS dibukukan dalam Dollar. Untuk dapat meraih pinjaman ini, SSMS pun melakukan penjaminan aset. Bahkan, SSMS menjaminkan anak usaha tak terafiliasi di Grup untuk menjadi jaminan sementara. Pasalnya, aset SSMS belum mencukupi. Pada kuartal pertama 2015, aset SSMS yakni Rp 5,88 triliun. Sebelumnya, SSMS pun baru memperoleh pinjaman Rp 770 miliar. Rimbun mengungkapkan, rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) SSMS masih terjaga di bawah 5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News