SSMS segera masuk sektor hilir



JAKARTA. Demi mengincar insentif pajak yang lebih besar, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) akan masuk ke bisnis hilir (turunan). Perseroan akan melakukan penyertaan saham di PT Citra Borneo Utama (CBU) dan PT Surya Borneo Industri (SBI) masing-masing sebesar 19%.Pada Kuartal I 2013, SSMS dan induk usahanya, PT Citra Borneo Indah mendirikan SBI dan CBU dengan modal disetor masing-masing sebesar Rp 37,5 miliar. Per akhir tahun 2013, kepemilikan saham SSMS di SBI dan CBU baru sebesar 9%. Rimbun Situmorang, Presiden Direktur SSMS mengatakan, CBU bergerak di bisnis downstream alias industri turunan CPO. Sementara SBI memiliki infrastruktur jetty yang menunjang penjualan perseroan. Rimbun bilang, nilai investasi untuk CBU diprediksi sebesar US$ 40 juta sementara di SBI sebesar US$ 30 juta. Nah, di tahun ini, SSMS akan meningkatkan penyertaan saham di kedua perusahaan itu masing-masing sebesar 19% dari total investasi. "Produk turunannya bisa macam-macam. Misalnya saja olein," kata dia di Jakarta, Selasa (1/4).Pendanaan untuk penyertaan saham tersebut sebagian besar berasal dari pinjaman perbankan. Porsi dari ekuitas hanya mencapai 30% dari total investasi. "Sudah mendapatkan komitmen pinjaman. Dan kami punya kas yang cukup," ujar Harry Nadir, Direktur Keuangan SSMS.Nah, dengan masuk ke industri hilir, SSMS berharap bisa mendapatkan keringanan pajak dari pemerintah. Nantinya, tak tertutup kemungkinan perusahaan ini masuk ke sektor biodiesel. Yang pasti, SSMS akan semakin meningkatkan modalnya di SBI dan CBU. "Investasi ini akan bertahap karena marginnya dan kontribusi ke perseroan masih kecil. Tetapi nanti akan menjadi mayoritas," imbuhnya.Tahun ini, SSMS menganggarkan belanja modal sebesar US$ 60 juta. Dana itu akan digunakan untuk menambah lahan tertanam sebesar 5.500 hingga 6.000 hektare. SSMS juga berencana membangun pabrik kelapa sawit (PKS) baru untuk mengimbangi produksi tandanĀ  buah segar (TBS). PKS baru yang akan dibangun tahun depan memiliki kapasitas pengolahan 60 ton/jam dan akan selesai pada tahun 2016 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie