Pertumbuhan atau stabilitas. Ini pilihan sulit yang harus diambil Bank Indonesia. Dan, Kamis (15/11) lalu, bank sentral sudah memilih. Untuk menjaga stabilitas rupiah, BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Sejak April 2018 lalu, suku bunga acuan sudah naik 6 kali dengan total kenaikan 1,75%. Bagai tonikum yang ces pleng, kenaikan bunga acuan langsung menguatkan rupiah. Berdasar kurs tengah BI, rupiah yang per 15 November Rp 14.764 langsung perkasa menjadi Rp 14.594 (16/11). Kenaikan suku bunga acuan ini di luar perkiraan pasar. Rupanya, BI ingin mendahului kenaikan bunga acuan AS yang diperkirakan terjadi Desember nanti. Langkah ini dilakukan agar tak ada lagi arus dana keluar, syukur-syukur ada dana masuk.
Stabilitas yang mahal
Pertumbuhan atau stabilitas. Ini pilihan sulit yang harus diambil Bank Indonesia. Dan, Kamis (15/11) lalu, bank sentral sudah memilih. Untuk menjaga stabilitas rupiah, BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Sejak April 2018 lalu, suku bunga acuan sudah naik 6 kali dengan total kenaikan 1,75%. Bagai tonikum yang ces pleng, kenaikan bunga acuan langsung menguatkan rupiah. Berdasar kurs tengah BI, rupiah yang per 15 November Rp 14.764 langsung perkasa menjadi Rp 14.594 (16/11). Kenaikan suku bunga acuan ini di luar perkiraan pasar. Rupanya, BI ingin mendahului kenaikan bunga acuan AS yang diperkirakan terjadi Desember nanti. Langkah ini dilakukan agar tak ada lagi arus dana keluar, syukur-syukur ada dana masuk.