KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed kemungkinan besar dipastikan hanya meningkatkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan hari ini, Rabu (22/3). Keputusan tersebut dianggap pilihan yang paling bijak untuk menstabilkan kondisi pasar finansial Amerika Serikat (AS). Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto menjelaskan bahwa efek kebijakan suku bunga agresif oleh Federal Reserve alias The Fed telah memicu runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan menciptakan dampak sistemik di industri perbankan Eropa. Jatuhnnya saham SVB memicu volatilitas yang sangat tinggi akhir-akhir ini, sehingga ikut menarik jatuh bank lainnya seperti Credit Suisse. Beberapa kebijakan yang ditempuh selama pekan lalu untuk menyelamatkan SVB oleh The Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dan The Fed berakibat pada turunnya imbal hasil (yield) US Treasury. Di mana, regulator Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi dengan melakukan injeksi modal hampir US$ 300 miliar terhadap SVB dengan membeli surat berharga negara pemerintah untuk mengatasi pengetatan likuiditas. Langkah pengetatan likuiditas tersebut menyebabkan turunnya yield US Treasury.
Stabilkan Pasar Finansial, The Fed Kemungkinan Besar Naikkan Suku Bunga Hanya 25 Bps
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed kemungkinan besar dipastikan hanya meningkatkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan hari ini, Rabu (22/3). Keputusan tersebut dianggap pilihan yang paling bijak untuk menstabilkan kondisi pasar finansial Amerika Serikat (AS). Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto menjelaskan bahwa efek kebijakan suku bunga agresif oleh Federal Reserve alias The Fed telah memicu runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan menciptakan dampak sistemik di industri perbankan Eropa. Jatuhnnya saham SVB memicu volatilitas yang sangat tinggi akhir-akhir ini, sehingga ikut menarik jatuh bank lainnya seperti Credit Suisse. Beberapa kebijakan yang ditempuh selama pekan lalu untuk menyelamatkan SVB oleh The Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dan The Fed berakibat pada turunnya imbal hasil (yield) US Treasury. Di mana, regulator Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi dengan melakukan injeksi modal hampir US$ 300 miliar terhadap SVB dengan membeli surat berharga negara pemerintah untuk mengatasi pengetatan likuiditas. Langkah pengetatan likuiditas tersebut menyebabkan turunnya yield US Treasury.