Stanchart akan tetap investasi di Bank Permata



JAKARTA. Tawaran akuisisi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Chairman Grup Mayapada Dato Sri Tahir ditanggapi dingin oleh manajemen Standard Chartered (Stanchart). Secara tegas, Stanchart menyatakan tidak akan melepas asetnya tersebut.

Rino Donosepoetro Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Indonesia menyatakan Stanchart akan tetap berinvestasi di Bank Permata. "Kami ingin menegaskan kembali bahwa Standard Chartered memiliki komitmen jangka panjang di Indonesia," tulis Rino dalam surat elektronik kepada KONTAN, pekan lalu.

Rino menambahkan, perusahaannya itu telah beroperasi selama lebih dari 150 tahun dan Indonesia merupakan pasar strategis bagi Standard Chartered.


Mendapat jawaban tersebut, Tahir mengaku masih tetap optimistis bisa mendapatkan saham Bank Permata dalam porsi besar dari Stanchart. "Standard Chartered sendiri sudah ada di Indonesia dan tidak perlu lagi joint venture dengan Astra International di Bank Permata," kata Tahir, Jumat (3/2).

Tahir mengaku sudah mulai mengoleksi saham Bank Permata yang ada di pasar sejak November 2016 silam. Namun dia enggan membeberkan jumlah saham emiten bersandi saham BNLI tersebut yang sudah dimilikinya.

Hanya Tahir masih enggan mengungkap penawaran harga yang bisa diberikan ke Stanchart agar bisa mendapat saham Bank Permata. Tahir hanya bilang, itu semua tergantung dari beberapa faktor seperti kondisi permodalan dan kredit macet alias non performing loan (NPL). "Termasuk potensi masa depan. Baru kami bisa menentukan goodwill-nya," imbuh Tahir.

Sebelumnya, Tahir menyatakan dalam sejarah akuisisi perbankan di Indonesia, harga yang terbentuk berada di kisaran 2,5 hingga 4,7 kali price to book value (PBV).

Adapun harga saham Bank Permata saat ini mencerminkan harga di level 0,6 kali PBV. Harga ini, menurut Tahir, sangat murah mengingat prospek Bank Permata yang bagus. Dengan membeli Bank Permata, dia yakin akan mendapat added value lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie