JAKARTA. Standard Chartered Bank (Stanchart) harus gigit jari. Pada semester pertama lalu, bank asing ini mencatat kerugian hingga Rp 16,82 miliar. Padahal pada semester pertama tahun lalu, mereka masih bisa memperoleh laba bersih Rp 528 miliar. Bukan cuma laba yang melorot jauh, aset Stanchart pun menurun 1,4% dari Rp 41,4 triliun menjadi Rp 40,8 triliun. Menurut Financial Controller Standard Chartered Indonesia Lea Kusumawijaya, penyebab kerugian Stanchart itu adalah akibat bank ini menggenjot investasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis Stanchart sejak awal tahun. "Pengembangan bisnis consumer banking membuat kami menggandakan kantor cabang tahun ini dan merekrut 400 orang staf baru," ujar Lea, Senin (30/8).Di bisnis wholesale banking, sepanjang tahun ini Stanchart juga telah meluncurkan 26 trade counters di berbagai wilayah dan merekrut karyawan baru. Penyebab penurunan laba bersih, jelas Lea, juga karena kemerosotan pendapatan bunga bersih sebesar 22,63%, dari tahun lalu sebesar Rp 938,709 miliar menjadi Rp 726,26 miliar di tahun ini. Pemicunya adalah penurunan pendapatan bunga sebesar 30,43%, dari Rp 1,61 triliun menjadi Rp 1,12 triliun.Kendati merugi, Lea bilang kinerja operasional Stanchart masih memuaskan. "Tingkat pengembalian modal alias return on equity (RoE) kami sekitar 16%," papar dia.
Stanchart catat kerugian bersih Rp 16,82 miliar
JAKARTA. Standard Chartered Bank (Stanchart) harus gigit jari. Pada semester pertama lalu, bank asing ini mencatat kerugian hingga Rp 16,82 miliar. Padahal pada semester pertama tahun lalu, mereka masih bisa memperoleh laba bersih Rp 528 miliar. Bukan cuma laba yang melorot jauh, aset Stanchart pun menurun 1,4% dari Rp 41,4 triliun menjadi Rp 40,8 triliun. Menurut Financial Controller Standard Chartered Indonesia Lea Kusumawijaya, penyebab kerugian Stanchart itu adalah akibat bank ini menggenjot investasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis Stanchart sejak awal tahun. "Pengembangan bisnis consumer banking membuat kami menggandakan kantor cabang tahun ini dan merekrut 400 orang staf baru," ujar Lea, Senin (30/8).Di bisnis wholesale banking, sepanjang tahun ini Stanchart juga telah meluncurkan 26 trade counters di berbagai wilayah dan merekrut karyawan baru. Penyebab penurunan laba bersih, jelas Lea, juga karena kemerosotan pendapatan bunga bersih sebesar 22,63%, dari tahun lalu sebesar Rp 938,709 miliar menjadi Rp 726,26 miliar di tahun ini. Pemicunya adalah penurunan pendapatan bunga sebesar 30,43%, dari Rp 1,61 triliun menjadi Rp 1,12 triliun.Kendati merugi, Lea bilang kinerja operasional Stanchart masih memuaskan. "Tingkat pengembalian modal alias return on equity (RoE) kami sekitar 16%," papar dia.