JAKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia memprediksi rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional atau BOPO pada semester II 2016 diprediksi akan melakukan penurunan. Hal ini seiring dengan program efisiensi biaya. Lea Kusumawijaya Direktur Keuangan Standard Chartered Bank Indonesia mengatakan, selain efisiensi, yang dilakukan bank adalah dengan menurunkan cadangan kerugian pencadangan nilai aset keuangan secara bertahap. "Kami prediksi BOPO akan relatif stabil di tahun depan dengan program efisiensi yang dilakukan," ujar Lea kepada KONTAN, Rabu, (7/9). Pada semester I 2016, Standard Chartered Bank Indonesia mencatatkan kenaikan BOPO sebesar 588 bps yoy menjadi 97,53%. Lea mengatakan, kenaikan BOPO ini disebabkan karena peningkatan transaksi derivatif dan surat berharga.
Standard Chartered Indonesia target turunkan BOPO
JAKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia memprediksi rasio biaya operasional dibanding pendapatan operasional atau BOPO pada semester II 2016 diprediksi akan melakukan penurunan. Hal ini seiring dengan program efisiensi biaya. Lea Kusumawijaya Direktur Keuangan Standard Chartered Bank Indonesia mengatakan, selain efisiensi, yang dilakukan bank adalah dengan menurunkan cadangan kerugian pencadangan nilai aset keuangan secara bertahap. "Kami prediksi BOPO akan relatif stabil di tahun depan dengan program efisiensi yang dilakukan," ujar Lea kepada KONTAN, Rabu, (7/9). Pada semester I 2016, Standard Chartered Bank Indonesia mencatatkan kenaikan BOPO sebesar 588 bps yoy menjadi 97,53%. Lea mengatakan, kenaikan BOPO ini disebabkan karena peningkatan transaksi derivatif dan surat berharga.