Standardisasi Kartu Debit Berchip Rampung



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berencana mensosialisasikan pengunaan kartu debit ber-chip kepada industri perbankan untuk melindungi nasabah. Pembuatan kartu chip ini adalah jawaban dari kasus pembobolan dana nasabah bank lewat automatic teller machine (ATM) yang terjadi awal tahun ini.

Kepala Sistem Pembayaran BI Aribowo mengatakan, saat ini bank yang menjadi pilot project kartu debit chip sudah selesai melakukan ujicoba dan BI sudah memiliki standardisasi kartu debit tersebut.

Ada tiga bank yang menjadi proyek percontohan kartu debet chip . Mereka adalah Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Permata."Kami tinggal mengundang pihak perbankan untuk mensosialisasikan," ujar Aribowo kepada KONTAN, Senin (26/7).


Aribowo bilang, nantinya standar kartu debit chip ini akan menggunakan standar keamanan Eropay, MasterCard, Visa (EMV) seperti kartu kredit berchip. "Tapi nantinya ada penyesuaian-penyesuaian dengan kartu debet. Dengan standar ini, maka keamananan untuk nasabah akan berlapis," tambahnya.

Implementasi kartu chip, terang Aribowo, akan dilakukan secara bertahap karena membutuhkan biaya yang besar. "Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 2 triliun," jelasnya. Dana tersebut termasuk biaya penarikan dan penerbitan 40 juta kartu ATM, penggantian sekitar 30.000 mesin ATM dan 80.000 mesin electronic data capture (EDC)."Nantinya kami akan dorong hal ini menjadi kebijakan baru" terang Aribowo.

Direktur Mikro dan Ritel Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya sudah siap menerapkan kartu debit berchip tersebut. Tapi menurut dia, penerapan nya membutuhkan waktu panjang dan biaya mahal.

"Untuk migrasi dibutuhkan dana antara US$ 1 hingga US$ 1,5 per kartu. Saat ini kami mempunyai 8,5 juta kartu debet yang beredar di pasar," ujarnya. Dus, kalau dihitung-hitung, Bank Mandiri harus mengeluarkan biaya hingga US$ 12,75 juta untuk migrasi kartu debet lamanya menjadi kartu chip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test