KONTAN.CO.ID - MONTREAL. Star Alliance sebagai aliansi maskapai penerbangan terbesar di dunia ingin setengah dari 26 anggotanya menggunakan biometrik pada 2025. Sebab, permintaan penumpang untuk perjalanan tanpa kontak dan mengurangi kemacetan bandara setelah Covid-19 makin meningkat. Dengan meningkatkan jumlah titik kontak bandara di mana penumpang dapat menggunakan teknologi biometrik, Star Alliance berharap dapat mengurangi waktu pemrosesan melalui keamanan bandara, penurunan bagasi, gerbang keberangkatan, dan ruang tunggu. Misalnya, pemindai wajah yang memungkinkan seseorang menggunakan wajah mereka sebagai boarding pass mengutip Reuters pada Jumat (16/9). "Star Alliance menginginkan 12 hingga 15 anggota maskapai penerbangan untuk menggunakan strategi biometrik," kata Christian Draeger, wakil presiden pengalaman pelanggan.
Star Alliance Ingin Separuh Anggota Maskapainya Gunakan Layanan Biometrik pada 2025
KONTAN.CO.ID - MONTREAL. Star Alliance sebagai aliansi maskapai penerbangan terbesar di dunia ingin setengah dari 26 anggotanya menggunakan biometrik pada 2025. Sebab, permintaan penumpang untuk perjalanan tanpa kontak dan mengurangi kemacetan bandara setelah Covid-19 makin meningkat. Dengan meningkatkan jumlah titik kontak bandara di mana penumpang dapat menggunakan teknologi biometrik, Star Alliance berharap dapat mengurangi waktu pemrosesan melalui keamanan bandara, penurunan bagasi, gerbang keberangkatan, dan ruang tunggu. Misalnya, pemindai wajah yang memungkinkan seseorang menggunakan wajah mereka sebagai boarding pass mengutip Reuters pada Jumat (16/9). "Star Alliance menginginkan 12 hingga 15 anggota maskapai penerbangan untuk menggunakan strategi biometrik," kata Christian Draeger, wakil presiden pengalaman pelanggan.