JAKARTA. Konsorsium Star Energy akhirnya memenangkan tender pembelian bisnis geotermal Chevron di Indonesia serta Filipina. Penekenan kontrak ini sudah berlangsung tanggal 22 Desember 2016 lalu. Konsorsium Star Energy sendiri terdiri dari Star Energy Group Holdings, Star Energy Geothermal, AC Energy (terafiliasi dengan Ayala Group asal Philippines) and EGCO (Thailand). Khusus untuk akuisisi divisi geothermal Chevron yang ada di Indonesia, Star Energy lewat Star Energy Geothermal menggenggam porsi saham mayoritas yakni 68,31%, sedangkan AC Enegry sebesar 19,3% dan EGCO 11,89%. Asal tahu saja, aset geothermal Chevron di Indonesia adalah yang ada di lapangan Salak dan Derajat yang ditoal bisa memproduksi listrik panas bumi 413 MW dan sudah memasok listrik sebanyak 275 MW. Sedangkan untuk aset di Filipina termasuk lapangan Tiki Makban yang diperkirakan bisa memproduksi listrik 326 MW.
Star Energy caplok geotermal Chevron
JAKARTA. Konsorsium Star Energy akhirnya memenangkan tender pembelian bisnis geotermal Chevron di Indonesia serta Filipina. Penekenan kontrak ini sudah berlangsung tanggal 22 Desember 2016 lalu. Konsorsium Star Energy sendiri terdiri dari Star Energy Group Holdings, Star Energy Geothermal, AC Energy (terafiliasi dengan Ayala Group asal Philippines) and EGCO (Thailand). Khusus untuk akuisisi divisi geothermal Chevron yang ada di Indonesia, Star Energy lewat Star Energy Geothermal menggenggam porsi saham mayoritas yakni 68,31%, sedangkan AC Enegry sebesar 19,3% dan EGCO 11,89%. Asal tahu saja, aset geothermal Chevron di Indonesia adalah yang ada di lapangan Salak dan Derajat yang ditoal bisa memproduksi listrik panas bumi 413 MW dan sudah memasok listrik sebanyak 275 MW. Sedangkan untuk aset di Filipina termasuk lapangan Tiki Makban yang diperkirakan bisa memproduksi listrik 326 MW.