Starbucks di Timur Tengah Memecat 2.000 Pekerjanya Akibat Boikot Perang Israel-Hamas



KONTAN.CO.ID - DUBAI, UEA. Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah mengatakan pada Selasa (5 Maret) bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja di kedai kopinya di seluruh wilayah setelah merek tersebut menjadi sasaran para aktivis selama perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di wilayah Jalur Gaza.

Alshaya Group yang berbasis di Kuwait, sebuah perusahaan keluarga swasta yang memegang hak waralaba untuk berbagai perusahaan Barat termasuk The Cheesecake Factory, H&M dan Shake Shack, mengeluarkan pernyataan yang mengakui pemecatan di lokasi mereka di Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Sebagai akibat dari kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami telah mengambil keputusan yang menyedihkan dan sangat sulit untuk mengurangi jumlah rekan kerja di gerai Starbucks MENA kami,” bunyi pernyataan tersebut.


Baca Juga: Starbucks dari Negara Mana? Intip Sejarah, Perkembangan, dan Makna Logo

Alshaya kemudian membenarkan pihaknya memecat sekitar 2.000 karyawan, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters. Banyak pekerjanya di negara-negara Teluk Arab adalah pekerja asing yang berasal dari negara-negara Asia.

Alshaya menjalankan sekitar 1.900 cabang Starbucks di Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab. Perusahaan tersebut telah mempekerjakan lebih dari 19.000 staf, menurut perusahaan yang berbasis di Seattle. PHK ini mewakili lebih dari 10 persen stafnya.

Editor: Handoyo .