KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan internet milik Elon Musk, Starlink, dikabarkan ingin masuk ke Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengingatkan, Starlink wajib mengikuti peraturan yang berlaku jika ingin beroperasi di Indonesia. Agung Harsoyo, Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) menyarankan, sebelum Starlink dapat memberikan layanan ke masyarakat Indonesia secara langsung alias business to consumer (B2C), Kominfo perlu melakukan cost-benefit dan risk-based analysis dari berbagai sudut. Beberapa negara seperti China dan Turki sudah melakukan dua langkah tersebut. "Jika Starlink terlanjur masuk ke Indonesia tanpa melalui dua hal itu seluruh stakeholders, nantinya sulit mengendalikan. Sama seperti kehadiran layanan over the top (OTT) di Indonesia,” ujar Agung, Senin (27/11). . Mawardin, tim kluster riset siber Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) mengingatkan, berdasarkan policy paper SKSG UI, rekam jejak dan kontroversi Elon Musk kerap mempengaruhi geopolitik di berbagai negara dan untuk memata-matai suatu negara. Termasuk Indonesia. "SKSG UI menilai hadirnya Starlink dengan menyediakan layanan langsung ke masyarakat, akan menambah kerawanan terhadap keamanan nasional Indonesia,” ucap Mawardin . Jika Starlink bkerja sama dengan operator telekomunikasi Indonesia dengan menyediakan backhaul, menurut Mawardin masih aman.
Starlink Belum Memiliki Izin Melayani Langsung ke Masyarakat Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan internet milik Elon Musk, Starlink, dikabarkan ingin masuk ke Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengingatkan, Starlink wajib mengikuti peraturan yang berlaku jika ingin beroperasi di Indonesia. Agung Harsoyo, Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) menyarankan, sebelum Starlink dapat memberikan layanan ke masyarakat Indonesia secara langsung alias business to consumer (B2C), Kominfo perlu melakukan cost-benefit dan risk-based analysis dari berbagai sudut. Beberapa negara seperti China dan Turki sudah melakukan dua langkah tersebut. "Jika Starlink terlanjur masuk ke Indonesia tanpa melalui dua hal itu seluruh stakeholders, nantinya sulit mengendalikan. Sama seperti kehadiran layanan over the top (OTT) di Indonesia,” ujar Agung, Senin (27/11). . Mawardin, tim kluster riset siber Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) mengingatkan, berdasarkan policy paper SKSG UI, rekam jejak dan kontroversi Elon Musk kerap mempengaruhi geopolitik di berbagai negara dan untuk memata-matai suatu negara. Termasuk Indonesia. "SKSG UI menilai hadirnya Starlink dengan menyediakan layanan langsung ke masyarakat, akan menambah kerawanan terhadap keamanan nasional Indonesia,” ucap Mawardin . Jika Starlink bkerja sama dengan operator telekomunikasi Indonesia dengan menyediakan backhaul, menurut Mawardin masih aman.