Start up layanan sampah masih punya potensi yang menjanjikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persoalan pembuangan dan pengelolaan sampah yang tiada habisnya di banyak kota besar di negeri ini justru menjadi potensi bisnis bagi start up yang mengkhususkan diri di pengolahan sampah. Sebut saja Mallsampah yang mencoba memberi solusi persoalan sampah di kota Makassar.

Adi Saifullah, Chief Executive Officer Mallsampah menjelaskan platform kerja dari Mallsampah adalah menghubungkan antara pemilik sampah dengan para  pengepul sampah via pemulung. Jadi para pengepul sampah tidak perlu repot untuk mencari sampah ke sana kemari.

Lewat skema bisnis tersebut, Mallsampah sudah menggaet sekitar 1.500 pengguna aktif yang rajin mengumpulkan sampah via Mallsampah dan 100 pengepul di Makassar. Sistem kerja Mallsampah adalah pengguna cukup memilih lokasi dan jenis sampah yang ingin dikumpulkan. Setelah itu tinggal memilih pemulung dan pengepul serta waktu pengambilan sampah. "Ada tiga layanan yang kami berikan, yakni jual sampah, buang sampah dan zero waste (aksi bersih sampah di kantor)," katanya kepada KONTAN (25/1).


Sampah yang dikumpulkan beragam. Mulai dari  sampah plastik, keras, besi, kaca, elektronik, alumunium, kaleng dan lainnya.  Dari setiap transaksi yang terjadi, Mallsampah mengutip sekitar 10%-20%.

Sayang, Adi tidak merinci realisasi pendapatan yang diraih tahun lalu serta proyeksi di tahun ini. Tapi ia pastikan Mallsampah bakal terus dikembangkan. Salah satu rencana yang tengah dijaji adalah persoalan pasar di Jakarta. Lantaran permintaan daur ulang sampah di ibukota makin banyak.

Untuk bisa meralisasiikan target itu, Mallsampah yang sudah dapat modal awal dari sebuah investor asal Singapura tengah mencari tambahan modal yang diharapkan datang dari investor lokal. "Mungkin karena bidang

Tak mau kalah, start up sejenis, Sampahmuda juga mulai berkembang di kota Semarang. Setelah beroperasi di 2017, Sampahmuda sudah menggandeng lima agen sampah, bisa bank sampah atau organisasi pengumpul sampah untuk kegiatan daur ulang sampah. Empat agen ada di Semarang dan satu lagi di Solo. "Kami targetkan bisa bekerjasama minimal dengan satu agen di setiap kota," kata Reanes Putra Tito Magarwi, Chief Executive Officer Sampahmuda ke KONTAN.

Dari setiap transaksi  yang terjadi, Sampahmuda mengutip komisi sekitar 10% per transaksi yang terjadi. Sayang, Reanes tidak merinci pendapatan yang sudah didapat start up ini berikut proyeksi di tahun ini.

Yang jelas, bisnis layanan pengambilan dan daur ulang sampah masih potensial. Apalagi persoalan sampah semakin hari semakin pelik. Makanya, untuk lebih menggalakkan pengambilan sampah, Sampahmuda memberikan gimik berupa reward dalam bentuk poin yang bisa ditukarkan menjadi saldo Gopay, pulsa atau token listrik.

Selain fasilitas tersebut, Sampahmuda juga tengah berupaya mengembangkan bisnis. Apalagi start up ini tengah menjajaki kerjasama dengan sebuah investor untuk injeksi modal. Bila berhasil, dana tersebut salah satunya akan dipakai untuk pengembangan aplikasi mobile Sampahmuda.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon